Pilgub Kalbar
Keliling Kalbar, Sutarmidji Dapatkan Data 70 Persen Warga Miskin Adalah Petani, Ini Masalahnya
Sejumlah jalan desa, kabupaten, poros, hingga provinsi masih rusak. Padahal itu adalah faktor untuk menekan angka kemiskinan.
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Calon Gubernur Kalbar nomor urut tiga, Sutarmidji menjelaskan saat ini angka kemiskinan di Kalbar sekitar delapan persen. Angka itu menjadikan Kalbar tertinggi kemiskinannya di Pulau Kalimantan dari semua provinsi yang ada.
Midji melihat penyelesaian yang dilakukan pemerintah selama ini hanya berkutat di soal pendapatan.
Padahal ada 14 variabel menentukan kemiskinan itu, delapan dari 14 variabel itu di antaranya masalah perumahan.
"Masalah lain yang kita lihat selalu diabaikan soal kemiskinan adalah infrastruktur. Padahal infrastruktur merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Manfaatnya sangat penting dalam mengentas kemiskinan," ujar Sutarmidji, Kamis (27/4/2018).
Berdasarkan catatan yang didapat saat melakukan perjalanan di daerah, serta melakukan dialog dengan masyarakat pelosok, banyak fakta di lapangan yang menyedihkan.
Sejumlah jalan desa, kabupaten, poros, hingga provinsi masih rusak. Padahal itu adalah faktor untuk menekan angka kemiskinan.
"Alasannya kemiskinan 70 persen di sektor pertanian dan mereka ada di desa. Kenapa susah ditekan, karena nilai perolehan petani hampir tidak sampai 100 persen, sehingga untuk memenuhi kebutuhan dia harus pinjam bahkan sampai jual aset," jelasnya.
Nilai perolehan petani yang tidak bisa sampai 100 persen, disebabkan karena habis dibiayai transportasi. Misal di Mayasofa, Singkawang, jalan desa penghasil sayur ke kecamatan cuma empat kilo, tapi jalannya rusak.
"Kalau hujan malah motor naik kita. Hal-hal seperti ini harus diselesaikan," ucapnya.
(Baca: Pelantikan Ketua DPRD Kota Pontianak, Masih Terganjal SK dari Gubernur )
Hal-hal terkait angka kemiskinan dan variabel penyebabnya harus dapat pemahaman dari masyarakat. Calon Gubernur nomor tiga ini mencontohkan, angka kemiskinan di Sanggau paling rendah di Kalimantan Barat, tapi tingkat pemahaman mereka tentang kehidupan sehat perlu ditekankan.
Hal ini bisa dilihat dari Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat di lokasi tidak selaras dengan tingkat kemiskinan yang tercatat.
"Ada juga angka pembangunan tinggi di Kalbar seperti Pontianak, tapi angka kemiskinan rendah, pemahaman ini yang perlu kita diberikan kepada masyarakat," imbuhnya.
Secara umum, dia menilai rata-rata masalah infrastruktur masih jadi pekerja rumah besar. Misalnya di Lembah Beringin yang masih sangat perlu perhatian dari sisi lingkungan, sanitasi, dan sumber air yang belum bisa dimanfaatkan dengan baik.