Erlis: Jadilah Murid Yang Menghormati Guru

Jadilah murid yang menghormati guru, kalau saya ketemu guru saya akan cium tangan mereka

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / WAWAN GUNAWAN
Foto bersama dewan guru dan murid, dikegiatan Merajut Tali Kasih dikediaman Dr Aswandi 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, M Wawan Gunawan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -  Erlis Alnur, adalah salah satu guru yang hadir di acara tali asih murid pada guru dikediaman Dr Aswandi, Jl Danau Sentarum,  Sabtu (14/4)

Dalam kesempatan tersebut, pak Erlis begitu iya biasa disapa mengajak kepada seluruh muridnya yang hadir di acara tali asih murid dan guru untuk selalu menghormati gurunya.

"Jadilah murid yang menghormati guru, kalau saya ketemu guru saya akan cium tangan mereka," ungkap Erlis.

(Baca: Miris! Setelah Diperkosa 4 Pria, Gadis Cantik Ini Ditinggal di Pinggir Makam )

Menanggapi fenomena yang terjadi saat ini para guru senior tersebut memiliki pandangannya masing-masing dan memperhatikan secara menyeluruh duduk permasalahannya. 

Arrahman Har misalnya, guru di SMEA pada tahun 80-an ini mengatakan. Zamannya sekolah dulu para murid tunduk dan patuh pada guru. Sampai dia  menjadi guru tahun 1976-2009, tidak pernah terjadi seperti saat ini.

(Baca: Menegangkan! Detik-detik Ayah Yang Buang Anaknya Terekam Kamera )

"Zaman saya tahun sekolah SMEA (SMAN 1) Angkatan 65, dan ngajar 1976-2009, zaman dulu tidak pernah terjadi seperti saat ini. Kalau dulu diingatkan tunduk patuh dan tidak mengulangi kembali berbeda dengan saat ini walaupun sebagian kecil tapi tidak bisa dibiarkan terus menerus," kata Arrahman.

Disebabkan hal yang sedemikian itu akhirnya timbul perkelahian antar guru, siswa dan org tua. Menurutnya selanjutnya perlu pengertian dari orangtua. Karena kemarahan guru itu bukan kebencian tapi itulah pendidik bukan hanya mengajarkan tapi juga mendidik anak-anak.

Komsari (74), menambahkan penyebab permasalahan tersebut tidak bisa menyalahkan satu pihak saja, tapi juga semuanya yang berperan dalam dunia pendidikan harus memperhatikanmya dengan seksama. Artinya bukan hanya siswa yang selalu disalahkan.

"Tidak bisa hanya menyalahkan siswa tapi juga guru yang harus disiplin, berwibawa dan juga mampu menyampaikan pesan-pesan pendidikan," ungkap guru senior yang mengajar dari tahun  1965-2004 ini. (mg1)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved