Tak Sepakat Madrasah Sebabkan Penurunan Kualitas Kelulusan, Dewan Dukung UMBN Tuai Prestasi
Menolak bahwa kelulusan dari madrasah menjadi kontribusi terbesar dalam penurunan kualitas lulusan secara global di Kabupaten Kubu Raya.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Seluruh Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kabupaten Kubu Raya dan daerah lainnya serentak melaksankan Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN) selama 5 hari, mulai tanggal 2 hingga 6 April 2018.
Untuk mata pelajaran yang diujikan meliputi Fiqh, Alquran Hadits, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab dan SKI.
Satu diantaranya pelaksanaan di sekolah Pondok Pesantren (Ponpes) MI Raudlatul Ulum 2 Parit Surabaya Sungai Ambawang, turut menyelenggarakan UAMBN dengan peserta 102 orang, terdiri dari para santriwan dan santriwati.
Anggota DPRD Kubu Raya, Komisi IV, KH. Hanafi Khalil mengatakan pelaksanaan ujian ini sebagai tes kemampuan para siswa dalam menerima pelajaran selama setahun sebelumnya.
Baca: Lantik Pengurus Insaniyah, Hanafi: Santri Diharapkan Mampu Mewujudkan Hidup Keberagaman
Hal ini, menjadi ujian kemampuan juga seberapa besar ilmu yang mampu terserap sehingga sebelum pelaksanaan sudah disiapkan sejak awal.
"Saya berharap pelaksanaan ujian ini berjalan dengan lancar dan sukses. Sukses penyelenggaran dan sukses dengan prestasinya," katanya yang juga selaku Ketua Yayasan Raudlatul Ulum. Senin (2/4/2018).
Ia juga sangat menolak dengan adanya pernyataan bahwa kelulusan dari madrasah menjadi kontribusi terbesar dalam penurunan kualitas lulusan secara global di Kabupaten Kubu Raya.
"Makanya saya sangat berharap agar siswa madrasah ini, senantiasa mengedepankan kejujuran. Bukan hanya mengejar dan menekan target nila maksimum," ungkapnya.
Menurutnya, nilai tinggi perlu akan tetapi nilai kejujuran lebih penting dari sekadar nilai yang tinggi.
"Sebagaimana sistem pendidikan yang diajarkan Nabi Muhamad SAW adalah mengedapan kejujuran (siddiq), amanah dan kecerdasan. Harus menjadi ciri khas pendidikan keagamaan seperti madrasah," jelasnya.