Penambahan Kursi Anggota DPR RI Asal Kalbar, Pengamat : Beban Moral
Semakin banyak anggota dewan mewakili Kalbar seharusnya banyak aspirasi yang akan disampaikan, jangan justru bertambah, tidak ada aspirasi
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat Politik Untan, AB Tangdililing menilai penambahan kursi Anggota DPR RI asal kalbar adalah menjadi beban moral dan tanggung jawab.
Artinya suatu keberuntungan Kalbar bisa mendapatkan penambahan dua kursi DPR RI, tapi sebenarnya bukan karena penambahannya harus berterima kasih atau bersyukur, namun penambahan ini justru menjadi beban moral dan tanggung jawab.
Baca: Ratusan Nasabah BRI Urus Rekening Terblokir di Pontianak
Semakin banyak anggota dewan yang mewakili Kalbar seharusnya banyak aspirasi yang akan disampaikan, jangan justru bertambah lalu tidak ada aspirasi untuk terobosan yang disampaikan.
Untuk perjuangan anggota dewan asal Kalbar ditingkat nasional saat ini sepertinya biasa saja, saya tidak dengar gaungnya wakil rakyat dari Kalbar bersuara seperti apa, mungkin karena kurang diekpos atau bagaimana, selama ini saya tidak melihat seperti itu.
Baca: KPU Ajak Masyarakat Pro Aktif Tanggapi Daftar Pemilih Sementara
Menjadi anggota DPR RI mewakili Kalbar sudah merupakan tradisi dari waktu ke waktu sehingga bisa dikatakan karir yang luar biasa ditingkat nasional barang kali pada level individu, namun jika tingkat Kalbar barang kali waktu kewaktu memang seperti itu.
Walaupun memang ada figur-figur tertentu yang punyai terobosan dan tingkat tinggi di nasional, seperti OSO yang cukup luar biasa.
Sebenarnya juga ada Akil Mochtar, bahkan Hamzah Haz menjadi Wapres yang merupakan prestasi yang baik serta mungkin juga dilembaga swasta setingkat komisaris atau direktur.
Terkait dengan anggota dewan atau DPR RI asal Kalbar namun bukan diwakili asli putra daerah saya rasa tidak masalah, asalkan yang bersangkutan bekerja ikhlas untuk kemajuan Kalbar. Hal ini juga terkait dengan tingkat kepopuleran tokoh.
Saya kira pendidikan politik harus semakin diintensifkan sehingga baik para elit politik maupun masyarakat sadar akan pentingnya politik.
Karena politik itu menurut Aristoteles, politik merupakan segala kebaikan, jadi harus secara langsung atau tidak langsung mempelajari politik ini, jadi semua warga didorong untuk melek politik, dan dengan begitu bisa memperjuangkan Kalbar baik yang terlibat politik secara langsung maupun tidak.