Setya Novanto Ungkap 10 Nama Anggota DPR Terkait Korupsi e-KTP
Terdakwa dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP) Setya Novanto menyebutkan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Terdakwa dugaan korupsi pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP) Setya Novanto menyebutkan 10 nama anggota DPR RI periode 2009-2014 yang diduga ikut menerima uang korupsi pengadaan e-KTP.
Hal itu dikatakan Setya Novanto dalam sidang pemeriksaan terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (23/3/2018).
"Saya minta jaksa tindak lanjuti pelaku lain yang sudah saya sebutkan namanya, yang berperan merugikan negara," ujar Setya Novanto, seperti dilansir dari Kompas.com.
Pertama, Novanto diberitahu oleh pengusaha Made Oka Masagung bahwa ada uang yang mengalir kepada dua politisi PDI Perjuangan, yakni Pramono Anung dan Puan Maharani.
Saat itu, Puan yang menjabat Ketua Fraksi PDI Perjuangan dan Pramono selaku Wakil Ketua DPR mendapatkan masing-masing 500.000 dollar AS.
Menurut Novanto, saat itu Oka menjelaskan bahwa pemberian itu ada kaitannya dengan kedekatan keluarga Masagung dengan keluarga Soekarno.
Dalam kasus ini, Made Oka Masagung diduga menjadi perantara uang suap untuk Setya Novanto dan anggota DPR lainnya terkait proyek e-KTP.
Rekening Oka di Singapura pernah menerima uang dari perusahaan Biomorf yang diwakili Johannes Marliem.
Selain itu, menerima uang dari PT Quadra Solutions.
PT Quadra merupakan perusahaan yang ikut dalam konsorsium proyek e-KTP.
Sementara, Biomorf adalah penyedia produk biometrik dalam proyek e-KTP.
Kemudian, Novanto menyebut 7 nama anggota Dewan yang terdiri dari pimpinan Komisi II DPR dan pimpinan badan anggaran DPR.
Nama-nama tersebut yakni,Olly Dondokambey, Tamsil Linrung, Mirwan Amir dan Melchias Markus Mekeng.
Kemudian, Arif Wibowo, Ganjar Pranowo dan M Jafar Hafsah.
Menurut Novanto, sesuai keterangan keponakannya, Irvanto Hendra Pambudi, masing-masing anggota DPR mendapat uang 500.000 dollar Amerika Serikat.
Adapun, total seluruhnya sebesar 3,5 juta dollar AS. Menurut Novanto, penyerahan uang dilakukan langsung oleh Irvan di kantor dan di rumah masing-masing anggota DPR.
Selain itu, Novanto menyebut mantan Ketua Komisi II DPR, Chairuman Harahap, ikut menerima uang.
Chairuman mendapat uang langsung dari Andi Agustinus alias Andi Narogong. Hal itu sesuai dengan laporan yang diterima Novanto dari Andi.