Dolar Amerika Palsu
Pemilik Dolar Palsu Rp 14 Miliar Ternyata Warga Sanggau, Begini Penjelasan Ketua RW
Warga lainnya mengatakan Kamis(15/3/2018) sore ada dua orang polisi datang mencari suaminya yang merupakan Ketua RT.
Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Agus Pujianto
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ketua RW 007, Komplek Pap Blok V Jalan Purnama Agung 7, Kel Parit Tokaya, Pontianak Selatan, mengaku baru tahu ada warganya yang terjerat kasus kepemilikan Dolar Amerika Serikat (AS) palsu senilai hampir Rp 14 miliar.
"Saya malah baru tahu sekarang ini kalau ada kasus itu di sini, " kata pria yang tak mau disebutkan namanya itu kepada Tribunpontianak.co.id, Jumat (16/3/2018) malam.
Meski tidak tahu soal penggeledahan, namun ia mengaku kenal denan HR.
Baca: Pria Ini Diamankan Polisi Karena Nabung Setara Rp 14 Miliar dengan Dolar Palsu
"Oh iya saya kenal. Sudah lama di sini. Sekitar tujuh tahun. Dulu ngontrak di blok sebelah (Blok P) sekitar tiga tahun sebelum pindah di situ (Blok V), sudah sekitar empat tahun," katanya.
Namun ia mengaku tidak tahu-menahu mengenai pekerjaan dan profesi HR.
"Jarang lihat, mungkin karena sibuk, jadi jarang bertemu,” ucapnya.
Ia menuturkan, HR juga lebih sering keluar rumah.
Baca: Jodie Ngaku Paling Tak Dekat dengan Ghea, Fans Ribut di Instagram
“Paling tahunya cuma sesekali ada di rumah sekitar dua hari, setelah itu pergi lagi seminggu,” katanya.
Ia menduga, HR kerap pergi untuk waktu yang lama untuk urusan pekerjaannya.
“Mungkin pergi urus kebun sawit. Soalnya dia asalnya daerah Sanggau, kalau tidak salah," katanya.
Menurutnya HR juga cukup tertutup dan jarang terlibat kegiatan bersama warga.
Baca: Bertemu Juventus di 8 Besar Liga Champions, Rekor Buruk Hantui Real Madrid
Warga lainnya mengatakan Kamis(15/3/2018) sore ada dua orang polisi datang mencari suaminya yang merupakan Ketua RT.
"Ada datang polisi dua orang nyari bapak. Katanya minta RT untuk jadi saksi penggeledahan. Tapi waktu itu bapak gak ada. Jadi saya arahkan ke Pak RW," ujar istri Ketua RT yang tak mau namanya dipublikasikan. (*)