Prihatin Kasus Penganiayaan Guru, Ini Usulan Dewan Agar Tak Terjadi di Sintang
Menurutnya tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh siswa dan orangtua siswa terhadap guru tersebut sudah sangat melampaui batas.
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wahidin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sintang, Terry Ibrahim mengaku sangat prihatin atas kejadian penganiayaan terhadap guru di Sanggau dan Pontianak yang beberapa waktu lalu sempat menjadi hangat di pemberitaan.
Menurutnya tindakan penganiayaan yang dilakukan oleh siswa dan orangtua siswa terhadap guru tersebut sudah sangat melampaui batas.
Tindakan tidak terpuji tersebut tentu menggambarkan keprihatinan dunia pendidikan saat ini.
Baca: Peristiwa Pengotoran Rumah Ibadah, Ini Imbauan Pjs Wali Kota Pontianak
"Kita tahu bahwa seorang guru bekerja penuh pengabdian untuk mendidik siswa dari bodoh menjadi pintar, tidak sopan menjadi sopan. Tapi sangat disayangkan saat ini banyak kejadian siswa yang tidak bisa ditegur oleh gurunya," katanya, Selasa (13/3/2018) siang.
Meskipun tidak terjadi di Kabupaten Sintang, Terry menilai ini juga menjadi PR bagi pemerintah Kabupaten Sintang. Terutama dalam mengantisipasi agar jangan sampai terjadi kejadian yang sama terhadap tenaga didik yang mencerdaskan anak bangsa.
Baca: Jika Terpilih, Sutarmidji Siap Tangani Kebakaran Lahan dengan Alat Modern
"Saya harap guru tidak perlu ragu, anak siapapun yang kita ajar itu kita ajarkan yang baik. Saya berharap pemerintah pusat, provinsi, bahkan kabupaten punya solusi. Mungkin mempertegas undang-undang pendidikan supaya ada perlindungan kepada tenaga pendidik," katanya.
Terry berharap dalam penegasan undang-undang tersebut di atur sanksi-sanksi tegas terhadap siswa-siswi yang melakukan hal-hal sangat tidak terpuji terhadap guru. Baik sanksi ringan sampai yang berat sesuai apa yang dilakukan.
"Paling tidak ada membuat efek jera, jangan sampai temannya melihat tidak ada tindakan tegas, sehingga hal tersebut menjadi biasa saja. Akhirnya anaknya itu kemudian leluasa, bisa saja habis menganiaya guru menganiaya teman sekelas," pungkasnya.