Roadshow 3 Kota di Kalbar, Teater Komsan Tampilkan Charlie di SMKN 1 Ketapang

Kemudian panggung perdana pementasan teater tersebut diselenggarakan di SMKN 1 Ketapang pada Rabu (7/4) malam.

Penulis: Subandi | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Sanggar Teater Komsan IAIN Pontianak saat menampilkan teater berjudul Charlie yang perdana di SMKN 1 Ketapang, Rabu (7/3/2018) malam. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG – Sanggar Teater Komunitas Santri (Komsan) IAIN Pontianak Roadshow ke tiga Kota di Kalimantan Barat (Kalar).

Yakni Kabupaten Ketapang, Kayong Utara dan Kota Singkawang. Mereka menampilkan pementasan teater berjudul Charlie.

Baca: SMKN 1 Ketapang Berencana Bentuk Ekstrakurikuler Drama Atau Teater

Kemudian panggung perdana pementasan teater tersebut diselenggarakan di SMKN 1 Ketapang pada Rabu (7/4) malam.

Roadshow ini bertujuan memperkenalkan teater ke kalangan pelajar SMA/SMK di Kalbar khususnya di tiga kota tersebut.

Baca: Ini Daftar Kerugian Materi Kecelakaan Bus di Wajok Hilir

Sebab itu kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan workshop teater oleh Pengurus dan Dewan Penasehat Komsan ke beberapa sekolah. Lantaran pihak Komsan melihat teater saat ini sudah menjadi bagian dari materi pelajaran dalam kurikulum.

“Sebagai sanggar yang bergerak di bidang teater di IAIN Pontianak. Kita menilai mesti ada pengenalan terhadap dasar-dasar teater agar pemahaman siswa tidak sekedar memahami materi,” kata Ketua Tim Roadshow Pementasan Charlie, Nurhadi melalui rilisnya, Kamis (8/7).

Ia menilai teater mimiliki banyak unsur dalam membentuk karakter, kedisiplinan hingga kreativitas siswa-siswi. “Kita berharap teater nantinya akan memberi warna baru bagi siswa-siswi khususnya di sektor ekstrakurikuler,” ucapnya.

Nurhadi juga menggambarkan alur cerita dalam lakon Charlie dengan naskah ditulis oleh Slavomir Mrozek. Kemudian diperankan oleh Ismail sebagai Cucu, Ikmal Furqan sebagai Kakek dan Ali Wafan sebagai Dokter dan disutradari oleh M Ali Nafia.

”Pementasan Charlie bagus disaksikan karena akan membuat setiap penonton mampu membebaskan tafsirnya. Serta melihat dan meninjau bahkan mampu menganalisis sesuatu dengan cara yang berbeda berdasarkan latar belakangnya,” jelasnya.

“Lebih objektif, relevan, bahkan menjawab setiap gejolak sosial yang ada, baik pro maupun kontra. Sehingga dapat menyimpulkan akar permasalahan dengan tepat,” lanjutnya.

M Ali Nafia menambahkan pihaknya ingin menonjolkan teater berjudul Charlie sebagai representasi dari keadaan objektif saat ini. Lantaran banyak masyarakat melihat problematika yang terus menerus berlangsung dengan dangkal atau kering. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved