Kasus Stunting di Capai 44 Persen, Ini Langkah Diskes Sintang

Kita tidak melihat perbedaan datanya, tapi kita melihat angkanya stuntingnya sudah sangat meningkat

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / WAHIDIN
Kepala Bappeda Sintang Kartiyus, Wakil Ketua DPRD Sintang Terry Ibrahim dan Ketua Komisi C DPRD Sintang Heri Maturida saat memimpin dialog Lintas Sektoral terkait Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RADPG) Sintang.  

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wahidin 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG- Kepala Dinas Kesehatan Sintang, Harysinto Linoh menyampaikan bahwa dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) secara nasional, angka stunting di Kabupaten Sintang meningkat menjadi 44 persen. 

Begitupula berdasarkan data real dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang berkisar sekitar 37 persen. Dari kedua data tersebut, terjadi kenaikan angka stunting masing-masing sekitar 10 persen dari tahun 2016 ke tahun 2017. 

"Kita tidak melihat perbedaan datanya, tapi kita melihat angkanya stuntingnya sudah sangat meningkat. Adanya peningkatan angka stunting ini harus diantisipasi secara cepat," ujarnya saat ditemui di Kantor DPRD Sintang, Kamis (11/1/2018) siang. 

Menurutnya, jika angka sudah mencapai 44 persen. Artinya jika ada sepuluh orang anak atau balita yang dijejerkan, ada empat atau lima yang mengalami stunting. Hal ini sudah seharusnya menjadi perhatian khusus. 

(Baca: Cegah Hal Negatif Pada Anak, Ini Permintaan Wali Kota Tjhai Chui Mie  Para Orangtua )

"Ini akan mempengaruhi perkembangan daya pikir, otak, karena pengaruh stunting ini kan di seribu hari pertama di saat otak sedang berkembang. Makanya ini akan menjadi perhatian kita ke depannya," ungkapnya. 

Menurutnya stunting sebenarnya bisa dicegah dengan beberapa cara, yakni pemberian asi eklusif kepada balita saat enam bulan pertama, pemberian tablet besi melalui posyandu, dan menjaga kesehatan lingkungan. 

"Itu yang harus dilakukan untuk mencegah stunting. Makanya kita berharap melalui RADPG ini baik dari pihak pemerintah, OPD, dan legislatif untuk kita bersama-sama berkomitmen mencegah stunting," katanya. 

Oleh karena itu, menurutnya sangat penting semua yang termasuk dalam tim Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RADPG) guna pencegahan stunting ini duduk bersama-sama dalam satu meja saling menyatukan visi. 

"Jadi yang penting ada visi yang sama sehingga kita bisa kerjasama. Karena harapan kita nantinya program-program kita ini tersentralisasi dalam arti terkoordinasi sehingga ada saling keterkaitan dalam pelaksanaannya," ucapnya. 

Ia mencontohkan misalnya antara program dari Dinas Pekerjaan Umum (PU) dengan Dinas Kesehatan yang bisa diselaraskan. Sehingga antara satu program dan program lainnya satu visi dalam penurunan angka stunting

"Misalnya PU akan membuka jalan dari Dusun ke Desa, kemudian kita dari Dinas Kesehatan kita koordinasikan agar di situ kita tempatkan petugas. Lalu kita masukan program misalnya rumah sehat nah seperti itu," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved