Askiman Ajak Warga Sintang Terus Menjaga Keberadaan Adat dan Tradisi
Menurutnya upacara ada seperti itu memang harus dilestarikan dan tidak hanya dilaksanakan dalam bentuk yang simbolis.
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wahidin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Wakil Bupati Sintang Askiman mengatakan bahwa dari tahun ke tahun animo masyarakat Kabupaten Sintang dalam melestarikan semua menyangkut dan tradisi yang sudah lama terpendam, tersimpan, dan belum tergali semakin meningkat.
Misalnya saja, menurut Askiman dalam penyelenggaraan kegiatan Gawai Dayak juga sering dilakukan prosesi-prosesi yang menunjukkan adat, tradisi, seni, dan budaya yang ada di masyarakat Dayak. Sehingga dapat selalu tumbuh dan berkembang.
Selain itu, di banyak daerah di Kabupaten Sintang, menurutnya juga masih banyak yang tetap mempertahankan prosesi adat yang sesungguhnya. Semisalnya saja upacara Adat Menoet di Dusun Obak, Desa Nyakom, Kecamatan Kayan Hilir.
"Misalkan upacara adat perkawinan yang disebut adat monoet. Adat untuk menerima menantu masuk ke dalam bilik rumahnya mempelai laki-laki. Sehingga menantu ini diterima dengan baik dengan norma kesopanan, adat, dan moral," kata Askiman, Selasa (26/12/2017) siang.
Baca: Milton Ungkap Langkah Penindakan PETI Selama Menjabat Bupati Sintang
Oleh karena itu, menurutnya upacara ada seperti itu memang harus dilestarikan dan tidak hanya dilaksanakan dalam bentuk yang simbolis. Namun harus sesuai dengan apa yang disyaratkan secara tradisional yang telah berlaku semenjak dahulu.
"Karena adat istiadat dan tradisi merupakan aset yang luar biasa. Kalau adat semacam ini bertumbuh dan berkembang terus ditempat kita maka akan mengundang wisatawan dari luar negeri. Namun memang kondisi kita saat ini banyak dari perangkat adat yang sudah hampir terlupakan bahkan tidak dikenal generasi muda. Maka dari itu perlu kita gali kembali potensi yang ada," pungkasnya.