Wow, Tak Kalah Dengan Yoghurt, Dosen Ini Ubah Cincalok Jadi Makanan Fungsional
Dosen lulusan university of Bristol, Inggris ini mengajar beberapa mata kuliah, di antaranya biokimia dan bioteknologi.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Claudia Liberani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Meski masih mengalami banyak kendala dalam penelitian terkait fasilitas, dosen di Fakultas MIPA Untan, Risa Nofiani tetap memberi semangat pada mahasiswanya agar tidak bosan untuk melakukan observasi.
Dosen lulusan university of Bristol, Inggris ini mengajar beberapa mata kuliah, di antaranya biokimia dan bioteknologi.
Bersama mahasiswa dia mengeksplorasi mikroorganisme dari laut maupun tanah, mereka juga mengembangkan makanan tradisional seperti cincalok dan ale-ale.
(Baca: Bupati Sintang Serahkan 75 Unit Rumah Transmigrasi Lokal di Desa Sebetung Paluk )
Tidak hanya itu mereka juga melakukan penelitian daun sangsang, mencari tahu mengapa bisa menjadi semacam MSG, penikmat makanan.
Penelitian terhadap budu' dan bakteri asam laktat juga dilakukan.
(Baca: Tak Tanggung-tanggung, Tjhai Chui Mie Targetkan WTP )
Dia mencoba untuk menjadikan makanan tradisional cincalok yang sudah sangat akrab dengan budaya masyarakat Kalbar sehari-hari menjadi makanan fungsional dengan menambahkan asam laktat yang sifatnya pro biotik, sehingga seolah-olah seperti yoghurt.
Hasil penelitian ini dalam waktu akan dipublikasikannya.
"Ada beberapa kendala yang dialami mahasiswa kebanyakan, penelitian bagus belum sempat publikasi sehingga gaungnya tidak terdengar. Kemudian kendala menyambungkan ke perusahaan," katanya, Selasa (19/12/2017).
Kendala ini yang membuat penelitian mereka belum bersifat paten.
Dia membandingkan jika di luar, support perusahaan terhadap hasil penelitian para scientist sangat tinggi sehingga karya mereka pasti dimanfaatkan dan ada pendanaan yang diberikan bagi mereka.
"Kemudian yang melakukan penelitian adalah mahasiswa S1 bukan mahasiswa S3 sehingga kemampuannya terbatas," lanjutnya.
Meski masih memiliki beberapa kendala itu tidak menyurutkan semangatnya untuk bersama-sama mahasiswa menemukan sesuatu yang bisa bermanfaat bagi orang banyak.