Sintang Contoh Vietnam Tangani Stunting, Ternyata Begini Caranya

Di negara Vietnam dalam lima tahun terakhir mampu menurunkan angka stunting dari 42 persen ke 24 persen.

Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Rizky Zulham
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/WAHIDIN
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sintang, Kartiyus 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wahidin

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kabupaten Sintang merupakansatu di antara kabupaten yang dipercaya oleh IMA World Health untuk mengikuti kegiatan Belajar dan Bertukar Pengalaman (Learning and Experience Change) tentang Penanganan Stunting di Negara Vietnam.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sintang, Kartiyus yang dipercaya mengikuti kegiatan tersebut mengatakan bahwa di negara Vietnam dalam lima tahun terakhir mampu menurunkan angka stunting dari 42 persen ke 24 persen.

"Kita belajar bagaimana penurunan angka stunting di Vietnam. Ternyata kuncinya sangat sederhana yaitu komitmen pemimpin. Mulai dari Bupati, pejabat-pejabat pemerintahan daerah yang terus menyampaikan kepada masyarakat agar merubah perilakunya," katanya, Kamis (30/11/2017) siang.

(Baca: Jarot Nilai Perlu Keterlibatan Banyak Pihak Tangani Permasalahan Stunting )

Terkait perilaku yang harus dirubah, Kartiyus mengatakan bahwa yang pertama yaitu ibu-ibu yang melahirkan mereka wajib memberikan asi eksklusif tanpa putus kepada bayinya selama enam bulan.

Menurutnya di Vietnam bisa berhasil karena d ada kebijakan undang-undang di bidang ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa ibu-ibu diberikan cuti melahirkan enam bulan. Sementara memang di Indonesia sendiri hanya tiga bulan.

"Jadi tidak ada lagi alasan ibu di Vietnam tidak sempat menyusui anaknya Kemudian ada undang-undang di bidang periklanan tidak boleh adanya iklan penjualan susu formula atau pengganti asi sampai anak berusia dua tahun. Itu menjadi kebijakan yang sangat mendukung penurunan angka stunting," jelasnya.

Kemudian menurut Kartiyus di Vietnam juga mempunyai program untuk ketahanan gizi keluarga.

"Jadi di sana itu ada kebun-kebun sayur, ada kolam, ada kandang di setiap rumah tangga. Makanya kemudian gizi untuk keluarganya sudah tercukupi. Dia tidak perlu keluar uang banyak tapi apa yang dia tanam dia pelihara," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved