Sutarmidji Sebut Pontianak Tak Miliki Arsitek Imajinatif, Ini Kata Founder Cawan
"Paling miris bagi saya selaku founder Cawan yang satu-satunya komunitas Arsitek di Kalbar"
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Listya Sekar Siwi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Beberapa waktu lalu Wali Kota Pontianak, Sutarmidji menyebut tidak ada arsitek yang mempunyai imajinasi unik yang mampu diimplementasikan dalam membuat bangunan di Kota Pontianak.
Founder Komunitas Arsitek Kalbar, Cawan, Fiqri Sulthony pun memberikan komentarnya.
Ia mengatakan pasti ada indikator tertentu dari Midji sehingga ada statment seperti itu.
"Nah yang paling miris bagi saya selaku founder Cawan yang merupakan satu-satunya komunitas Arsitek di Kalbar, beliau langsung mengecap tidak ada," terangnya saat dihubungi tribunpontianak.co.id, Rabu (22/11/2017).
(Baca: Tiga Putranya Tewas Kecelakaan, Ungkapan Madra’i Bikin Pilu )
"Padahal pergerakan arsitek di Kalbar sudah ada dari tahun 90an awal hingga kini. Berarti selama ini yang mewarnai pembangunan di Kalbar adalah para senior-senior arsitek di Kalbar," lanjutnya.
(Baca: Tiga Bersaudara Tewas Kecelakaan di Peniti, Begini Kronologinya Menurut Polisi )
Hanya baru beberapa tahun belakangan ini, bermunculanlah arsitek dari luar Kalbar.
Itu juga mereka mengerjakan proyek swasta atau developer seperti hotel-hotel yang baru dibangun.
"Nah yang jadi pertanyaan apakah selama ini pemkot pernah bersinggungan dengan ikatan arsitek Kalbar apa belum? Bahkan mungkin belum sempat berkenalan. Ibarat kata pelatah “tak kenal maka tak sayang”," ungkapnya.
(Baca: Sutarmidji: Pontianak Tak Miliki Arsitek Imajinatif )
Ia sendiri dan Anggun Rachmawati membentuk komunitas CAWAN sebagai bentuk kritik terhadap kondisi arsitektur di Kalbar, namun dengan menciptakan ruang-ruang diskusi.
Akhirnya saat ini pihaknya sudah mulai mencoba memperkenalkan arsitek dan arsitekturnya.
"Sebaliknya, di sisi lain yaitu Internal ikatan arsitek Kalbar juga sebelum muncul statement ini, masih belum muncul kepedulian terhadap jati dirinya dan bergerak masing-masing dengan proyeknya masing-masing. Sehingga membuat nama arsitek dan arsitektur Kalbar seakan tenggelam dan hanya bernilai profesi untuk berproyek semata," ujarnya.