Berita Video

Penasaran Cara Penyu Bertelur, Yuk Intip Disini!

Albertus Tjiu menjelaskan bahwa saat ini bukanlah puncak musim peneluran, sehingga tidak terlalu banyak penyu yang naik.

Penulis: Destriadi Yunas Jumasani | Editor: Dhita Mutiasari

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Destriadi Yunas Jumasani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Tribun Pontianak bersama rombongan Manajer Program Kalimantan Barat WWF Indonesia Albertus Tjiu melihat secara langsung bagaimana penyu bertelur.

Di Camp WWF Pantai Sungai Belacan, Desa Sebubus, Kec Paloh, Kab Sambas, Kalimantan Barat, Minggu (5/11/2017) malam kami mendapatkan hal unik ini.

Di Camp WWF yang petama kali dibangun pada tahun 2009  ini setiap malam ada tim monitoring yang turun untuk melakukan monitoring penyu, memastikan keamanan penyu-penyu yang naik bertelur di pantai.

(Baca: Bentuk Dukungan BPSPL Pontianak untuk Konservasi Penyu, Tonton Videonya )

“Biasanya kalau tim menemukan penyu yang naik dan bertelur, mereka akan melihat kondisi kalau misal sekarang yang mana pasang laut akan tinggi mereka akan mengamankan telur penyu yang sudah ditelurkan oleh induknya karena kalau tidak itu akan mengakibatkan pantai yang terendam membuat telur penyu menjadi busuk dan tidak bisa menetas,” ujar Albertus Tjiu.

Biasanya satu penyu perlu waktu kurang lebih dua jam dari naik hingga turun.

Saat itu tim patroli menemukan dua penyu yang naik bertelur, sekitar pukul 20.00 WIB dan pukul 21.00 WIB.

“Malam sebelumnya mereka menemukan lima induk,” tutur Albertus Tjiu.

(Baca: Dulu Pernah Makan Daging Penyu, Kini Pahlawan Konservasi Penyu, Inilah Orangnya )

Albertus Tjiu menjelaskan bahwa saat ini bukanlah puncak musim peneluran, sehingga tidak terlalu banyak penyu yang naik.

“Musim puncak peneluran itu di Juni, Juli, Agustus bisa sampai 70 atau 80 induk dalam satu malam,” terang Albertus Tjiu.

Lanjutnya, pada hari itu dua penyu yang naik berjenis penyu hijau yang biasanya menelurkan berkisar antara 80 sampai dengan 100 butir telur.

“Malam ini induk penyu cukup besar lebarnya kurang lebih 98 cm karavasnya dan tadi kita hitung jumlahnya ada 104 butir cukup banyak untuk satu induk,” ujarnya.

Dalam merelokasi sarang telur penyunya Albertus Tjiu memaparkan ada dua faktor harus di relokasi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved