Dinas Perdagangan Latih Pengrajin Pandan di Kayong Utara

Dinas Perdagangan Kabupaten Kayong Utara gelar gelar kegiatan Pelatihan Peningkatan Mutu Kerajinan Pandan.

Penulis: Muhammad Fauzi | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/MUHAMMAD FAUZI
Seketaris Dinas Perdagangan Sarwo memberikan sambutan pada kegiatan pelatihan pengrajin anyaman pandan, Senin (6/11/2017) 

Laporan Wartawan Tribun Potianak Muhammad Fauzi

TRIBUNPONTIANAK. CO. ID, KAYONG UTARA – Dinas Perdagangan Kabupaten Kayong Utara gelar gelar kegiatan Pelatihan Peningkatan Mutu Kerajinan Pandan.

Dikatakan Seketaris Dinas Perdagangan Sarwo, para pengrajin harus meningkat mutu dan kualitas anyaman kerjinan pandan karena untuk bersaing di pasar luar kualitas menjadi hal penting.

"Pelaku IKM yang ingin berkembang perlu melakukan perbaikan dalam segi kualitas produk, pemaham tentang bahan baku dan pengolahan produk dengan benar,"pesan Seketaris Dinas Pendidikan Sarwo saat memberikan sambutan kepada peserta pelatihan, Senin (6/11/2017).

(Baca: Tanggapi Bunga Hingga Agunan Kredit Usaha Mikro, Ini Tanggapan Ketua Himpu Pontianak )

(Baca: Suka Selfie? Yuk Ikut Kontes Foto Selfie Harris Pontianak )

Selain kualitas produk, para pengrajin harus dapat memahami pasar dari kerjinan, dengan bersama pemerintah diharapkan segala kendala yang di hadapi para pengrajin ini dapat teratasi.

(Baca: Orang-orang Cenderung Senang Ketika Postingannya Dilike? Ini Analisis Psikolog )

"Upaya ini merupakan tantangan bagi kita dalam melihat potensi dan peluang pengembangan terutama menciptakan suatu perekonomian pembangunan yang terbaik sebagai acuan sesuai dengan visi misi Kabupaten Kayong Utara, "tegasnya.

Para pengrajin tikar pandang juga dihadapkan dengan beberapa tantangan tersendiri, khususnya pemasaran produk yang semakin hari terus bersaing dengan produk luar, yang memiliki bahan berbeda dan kualitas yang baik.

"Hal ini tidak bisa dielakkan karena perkembangan teknologi, tikar pandan maupun anyaman pandan dan aneka produk dari pandan mulai ditinggalkan oleh masyarakat, sebagai contoh, tikar plastik lebih diterima pasar, tas plastik karena dianggap lebih tahan air, "tambahnya.

Sarwo juga mengimbau kepada para pengrajin yang mengikuti kegiatan pelatihan untuk dapat mengajak, menularkan anyaman pandan ini kepada rekan dan generasi muda karena pengrajin pandan ini sudah mulai sulit ditemui.

"Ini harus ada regenerasi, jangan sampai hanya habis disini (pelatihan). Apa lagi nanti kalau pengrajin pandan sudah tua, mereka tidak mampu lagi mengayam tikar misalnya jadi harus di tularkan kelain biar ada penerusnya,"harap Sarwo.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved