Miris! Sekolah di Kapuas Hulu Ini Hanya Punya Dua Guru, Aktivitas Belajar Mengajarnya Tak Lazim

inilah yang dirasakan oleh siswa-siswi SD Negeri 16, Dusun Nanga Hovat, Desa Datah Dian, Putusibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu.

Penulis: Anesh Viduka | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
Siswa-siswi SD Negeri 16,dusun Nanga Hovat, berangkat sekolah, Kamis (26/10/2017) pagi. Di SDN 16 Nanga Hovat,desa Datah Dian, Putusibau Utara, kabupaten Kapuas Hulu hanya ada dua orang guru, satu orang guru berstatus PNS dan satunya lagi berstatus guru kontrak, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Kurangnya tenaga pendidik di SDN 16 ini membuat satu orang guru terpaksa harus mengajar semua mata pelajaran dan semua kelas, ironisnya, aktivitas belajar mengajar kelas I sampai kelas VI digabung dalam satu ruangan kelas, untuk mengikuti ujian nasional, siswanya terpaksa harus ujian di Putusibau. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Anesh Viduka

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Kekurangan tenaga pendidik di pelosok negeri ini masih menjadi persoalan utama.

Selain itu sarana dan prasarana juga masih kurang memadai.

Hal inilah yang dirasakan oleh siswa-siswi SD Negeri 16, Dusun Nanga Hovat, Desa Datah Dian, Putusibau Utara, Kabupaten Kapuas Hulu.

Di SDN 16 Nanga Hovat hanya ada dua orang guru.

Satu orang guru berstatus PNS dan satunya lagi berstatus guru kontrak, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa.

"Dulu disini ada lima orang guru,sekarang hanya dua orang guru, yang lainnya belum ada yang sampai setahun udah pindah semua termasuk kepala sekolahnya, dan kemaren ada kepala sekolah yang baru tapi semenjak bulan Juli tahun ajaran baru kemaren sampai sekarang ndak pernah masuk, jadi saya ditunjuk untuk mengurus sekolah ini," Kata Lidia Lahe (34), guru SDN 16 Nanga Hovat yang berstatus PNS.

Siswa-siswi SD Negeri 16,dusun Nanga Hovat, berangkat sekolah, Kamis (26/10/2017) pagi. Di SDN 16 Nanga Hovat,desa Datah Dian, Putusibau Utara, kabupaten Kapuas Hulu hanya ada dua orang guru, satu orang guru berstatus PNS dan satunya lagi berstatus guru kontrak, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Kurangnya tenaga pendidik di SDN 16 ini membuat satu orang guru terpaksa harus mengajar semua mata pelajaran dan semua kelas, ironisnya, aktivitas belajar mengajar kelas I sampai kelas VI digabung dalam satu ruangan kelas, untuk mengikuti ujian nasional, siswanya terpaksa harus ujian di Putusibau.
Siswa-siswi SD Negeri 16,dusun Nanga Hovat, berangkat sekolah, Kamis (26/10/2017) pagi. Di SDN 16 Nanga Hovat,desa Datah Dian, Putusibau Utara, kabupaten Kapuas Hulu hanya ada dua orang guru, satu orang guru berstatus PNS dan satunya lagi berstatus guru kontrak, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Kurangnya tenaga pendidik di SDN 16 ini membuat satu orang guru terpaksa harus mengajar semua mata pelajaran dan semua kelas, ironisnya, aktivitas belajar mengajar kelas I sampai kelas VI digabung dalam satu ruangan kelas, untuk mengikuti ujian nasional, siswanya terpaksa harus ujian di Putusibau. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA)

Kurangnya tenaga pendidik di SDN 16 ini membuat satu orang guru terpaksa harus mengajar semua mata pelajaran dan semua kelas.

Ironisnya, aktivitas belajar mengajar kelas I sampai kelas VI digabung dalam satu ruangan kelas.

Untuk mengikuti ujian nasional, siswanya terpaksa harus ujian di Putussibau.

"Disini ada tiga ruangan kelas, tapi muridnya dari kelas I sampai kelas VI. Kalau belajar ya digabung dalam 1 ruangan, kalau dipisah mereka tu ribut, sedangkan kita di dalam kelas aja udah kayak apa ributnya. Itulah saya bilang sama mereka di Putusibau, anak-anak di Nanga Hovat ini belajar apa adanya yang penting mereka bisa membaca dan menulis," kata Lidia.

Siswa-siswi SD Negeri 16,dusun Nanga Hovat, bermain bersama di halaman kampung mereka sebelum berangkat ke Sekolah, Kamis (26/10/2017) pagi. Di SDN 16 Nanga Hovat,desa Datah Dian, Putusibau Utara, kabupaten Kapuas Hulu hanya ada dua orang guru, satu orang guru berstatus PNS dan satunya lagi berstatus guru kontrak, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Kurangnya tenaga pendidik di SDN 16 ini membuat satu orang guru terpaksa harus mengajar semua mata pelajaran dan semua kelas, ironisnya, aktivitas belajar mengajar kelas I sampai kelas VI digabung dalam satu ruangan kelas, untuk mengikuti ujian nasional, siswanya terpaksa harus ujian di Putusibau.
Siswa-siswi SD Negeri 16,dusun Nanga Hovat, bermain bersama di halaman kampung mereka sebelum berangkat ke Sekolah, Kamis (26/10/2017) pagi. Di SDN 16 Nanga Hovat,desa Datah Dian, Putusibau Utara, kabupaten Kapuas Hulu hanya ada dua orang guru, satu orang guru berstatus PNS dan satunya lagi berstatus guru kontrak, dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Kurangnya tenaga pendidik di SDN 16 ini membuat satu orang guru terpaksa harus mengajar semua mata pelajaran dan semua kelas, ironisnya, aktivitas belajar mengajar kelas I sampai kelas VI digabung dalam satu ruangan kelas, untuk mengikuti ujian nasional, siswanya terpaksa harus ujian di Putusibau. (TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA)

"Di sini tidak sama dengan SD tempat lain. Kalau kita masuk jam 7 anak-anak masih ada yang belum bangun. Jadi disini kita masuk jam 7.30, pulangnya kadang jam 11.30, kadang jam 12, dan mereka di sini kalau cuaca udah panas mereka ngajak pulang," tambah Lidia.

(Baca: Ini Penampakan Surat Keputusan Nasdem Usung Sutarmidji-Ria Norsan di Pilgub Kalbar )

Tak seperti di sekolah dasar pada umumnya, siswa-siswi SDN 16 Nanga Hovat tidak menggunakan seragam sekolah lengkap.

Alat tulis dijinjing tanpa tas, bahkan kakinya yang mungil terpaksa harus melangkah tanpa alas.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved