Dayak Selako Berperang Bangkitkan Roh Nenek Moyang, Sejarah Ini Buktinya
Selain terdapat Pantak Pabuisan, terdapat pula Pantak Batu serta sebuah batu besar yan datar untuk tempat pertemuan para tokoh adat.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengurus DAD dan Ketemanggungan Sajingan Besar menemukan situs sejarah Dayak Selako yaitu Parauman atau Bahauman dan diperkirakan sudah ada sejak tahun 1419.
Hal ini diungkapkan Ketua Forum Relawan Kemanusian Pontianak, Bruder Stepanus Paiman OFM Cap yang meninjau langsung ke lokasi belum lama ini.
Dikatakannya, ia mengecek ke lokasi penemuan situs sejarah itu bersama Ketua DAD Sajingan Besar Libertus.
Situs tersebut tepatnya ditemukan di Dusun Batu Itam, Desa Sanatab, Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas.
Menurutnya, Parauman atau Bahaum merupakan tempat pertemuan pengurus adat unguk menentukan hukum adat, budaya, rukun adat dan kerukunan masyarakat adat.
(Baca: Situs Sejarah Dayak di Sajingan Besar Ditemukan )
Sebelumnya, situs ini ditemukan pada Senin, (10/07/2017) oleh pengurus dewan adat dan team ketemanggungan DAD Sajingan Besar.
Situs ini terletak di bukit yang jaraknya sekitar 4 kilometer dari Dusun Batu Itam.
Situs Dayak Selako itu pula, diperkirakan sudah ada sejak tahun 1419 silam.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya Pantak Pabuisan yang bertuliska Parauman 1419 411.
Selain terdapat Pantak Pabuisan, terdapat pula Pantak Batu serta sebuah batu besar yan datar untuk tempat pertemuan para tokoh adat pada masa itu.
Ia mengatakan, para pemangku adat di Sajingan Besar sepakat untuk melestarikan lokasi tersebut.
Pelestarian tersebut dilakukan karena tempat itu dipercaya dapat membangkitkan kembali roh-roh nenek moyang mereka.
Bahkan, kata dia, saat konfrontasi dengan Malaysia, tokoh-tokoh dayak di Sajingan Besar berkumpul di tempat itu dan membuat ritual guna membatu TNI melawan tentara Malaysia.