Selama 2017 DBD Renggut Dua Nyawa di Landak, Daerahnya di Kecamatan Ini
Untuk melihat apakah ada anggota keluarga yang demam atau gejala demam berdarah
Penulis: Alfon Pardosi | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Alfon Pardosi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LANDAK - Sepanjang tahun 2017, dua orang menjadi korban kasus DBD di Landak. Kedua warga yang meninggal dunia tersebut masing-masing berasal dari Kecamatan Ngabang dan Kecamatan Sengah Temila di Senakin.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Landak, Magdalena Nurainy Sitinjak menerangkan, selama ini dalam mencegah DBD mau pun demam berdarah pihaknya sudah melakuan pencegahan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Kemudian jika terdapat pasien positif DBD yang dirawat di rumah sakit, maka pihak rumah sakit wajib menyampaikan laporan kasus DBD tersebut ke Dinkes atau Puskesmas domisili penderita DBD tersebut dalam waktu 24 jam.
"Setelah mendapat laporan, petugas puskesmas melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) ke rumah penderita dan penduduk di sekitarnya. Untuk melihat apakah ada anggota keluarga yang demam atau gejala demam berdarah," ujar Magdalena, Rabu (4/10).
(Baca: Terima Bantuan Alsintan, Petani Masih Mebutuhkan ini untuk Tingkatkan Produksi )
Lanjutnya lagi, setelah melakukan PE petugas puskesmas melakukan penyuluhan dan pembagian abate. "Kemudian petugas puskesmas bermusyawarah dengan aparat desa, lalu dilakukan pelaksanaan fogging focus," ungkapnya.
Dijelas Magdalena, fogging ficus adalah penyemprotan larvasida ke rumah penderita DBD dan rumah sekitarnya dengan radius 100 meter dari rumah penderita DBD. "Kita belum mampu melaksanakan fogging massal karena keterbatasan anggaran," akunya.
Sebelumnya Fraksi Partai Golkar melalui juru bicaranya Hasnawari, meminta kepada Dinkes Landak untuk segera melakuan penyemprotan jentik dan nyamuk penyebab DBD. Dengan melakukan fogging dan pembagian abate kepada masyarakat.
"Karena telah terjadi dan ada yang terkena demam berdarah dan telah dirawat di RSUD Landak. Jadi kita minta untuk penyemprotan khususnya di Kecamatan Ngabang dan Kecamatan Kuala Behe dan umumnya wilayah Landak," terangnya.
Sebab menurut Hasnawari yang juga anggota komisi C DPRD Landak ini, lebih baik masalah tersebut dicegah terlebih dahulu. "Jangan sudah ada korban jiwa baru dilakukan tindakan, dengan kata lain mencegah lebih baik dari pada mengobati," tutupnya.
Data kasus DBD di Puskesmas yang ada di Landak sepanjang tahun 2017 :
1. Darit : 13 kasus
2. Jelimpo : 0
3. Karangan : 0
4. Kuala Behe : 1
5. Menjalin : 9
6.Meranti : 0
7. Pahauman : 15
8. Simpang Tiga : 0
9. Serimbu : 1
10. Sebangki : 0
11. Senakin : 2, satu meninggal dunia
12. Ngabang : 28, satu meninggal dunia
13. Mandor : 31
14. Sompak : 4
15. Semata : 18
16. Sidas : 0
Sumber : Diskes Landak