Sekda Kayong Utara Ingatkan Pendidikan Adalah Sesuai Kebutuhan Anak Bukan Keinginan Oran Lain
Bila dikaitkan dengan Workshop yang dilaksanakan ini, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh tenaga pendidik.
Penulis: Muhammad Fauzi | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak Muhammad Fauzi
TRIBUNPONTIANAK. CO.ID, KAYONG UTARA – Bupati Kayong Utara yang diwakili Sekda Kabupaten Kayong Utara Hilaria Yusnani membuka kegiatan Workshop Identifikasi Dan Deteksi Anak Didik Berkesulitan Belajar Dilingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong Utara di gedung Balai Praja, Senin (2/10/2017).
Dikatakan Hilaria, Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan bangsa karena anak-anak ini merupakan tongkat estafet kemajuan bangsa kedepan, sehingga mengenyam pendidikan menjadi wajib.
Bila dikaitkan dengan Workshop yang dilaksanakan ini, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh tenaga pendidik.
(Baca: Pertamina Klaim Pasok Gas Elpiji Sesuai Kebutuhan. Benarkah Kelangkaan Ulah Oknum Penyalur? )
Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan, disertai dengan pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai pertumbuhan dan perkembangannya.
"Maka akan sangat membantu dalam menyesuaikan proses belajar bagi anak dengan usia kebutuhan, dan kondisi masing-masing, baik secara intelektual, emosional dan sosial, "jelas Hilaria Yusnani.
Diakui Hilaria Pendidikan memposisikan anak sebagai aktivitas dalam pembelajaran.
Namun ketika pembelajaran dilakukan maka ada beberapa pertimbangan yang harus dilakukan, pertama ialah dengan memperhitungkan apa yang menjadi hambatan belajar dan kebutuhan anak.
(Baca: Waspada DBD, Tokoh Masyarakat Harap Pemerintah Jangan Hanya Bertindak Setelah Ada Korban )
"Apabila hal itu dapat diketahui maka aktivitas pendidikan akan di pusatkan kepada apa yang dibutuhkan oleh seseorang anak, bukan pada apa yang diinginkan oleh orang lain," terang Mantan Kepala Dinas Pendidikan ini.
Aktivitas belajar setiap siswa tidak sama, dan tidak selamanya mulus.
Diakui Hilaria, kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang cepat menangkap pelajaran, kadang-kadang tidak.
"Demikian kenyataan yang sering dijumpai pada setiap anak didik dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individu ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku dikalangan anak didik. Siswa yang tidak dapat belajar sebagaimana mestinya itulah yang disebut dengan kesulitan belajar,"tambahnya.