Ikan Monster Attack
Serangan Ikan Monster, Warga Takut ke Sungai Sampai Akhirnya Hal Ini Terjadi
Pasca kejadian serangan ikan tapah, masyarakatpun takut turun mandi dan aktivitas ke sungai.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG – Pasca kejadian serangan ikan tapah, masyarakatpun takut turun mandi dan aktivitas ke sungai.
Masyarakat merasa terteror dan takut menjadi korban kebuasan ikan selanjutnya.
Tidak hanya anak-anak, kekhawatiran juga melanda perasaan para orangtua.
(Baca: Geger! Ikan Monster Serang Tiga Pelajar di Sungai Antu Sintang )
Beruntung, ada seorang warga yang memberanikan diri pasang jerat guna menangkap ikan tapah itu.
“Setelah kejadian itu warga berinisiatif menangkap. Namanya Pak Sabli, dia membuat bubu (alat penangkap ikan tradisional terbuat dari bambu). Syukurlah, ikan masuk perangkap dan tertangkap sekitar 4-5 hari lalu,” jelas warga Nanga Merakai, Bonarvon Pasaribu.

Bonarvon menambahkan usai ditangkap, ikan tapah raksasa itu dibawa oleh masyarakat ke rumah satu diantara warga. Warga lantas menimbang ikan itu dengan cara menggantung. Berat ikan sekitar 42 kilogram.
(Baca: Pemkab Sintang Targetkan Semua Jalan Lingkungan di Kota Sintang Aspal )
“Kondisi terakhir setelah ditangkap, saya lihat ikan tapah itu dipotong warga. Ndak tahu, apakah dijual atau dibagikan atau dimasak,” tukasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, masyarakat yang tinggal di sekitar Sungai Antu, Nanga Merakai, Kecamatan Ketungau Tengah geger, lantaran tiga orang pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) jadi korban serangan ikan tapah seberat 42 Kilogram (Kg).
(Baca: Presiden Filipina: Kalau Anak Saya Terlibat, Bunuh Saja! )
Ikan “monster” Pulau Kalimantan ini tiba-tiba menyerang ketiga pelajar itu saat tengah berenang di Sungai Antu yang merupakan anak dari Sungai Ketungau sekitar dua minggu.