Presiden Filipina: Kalau Anak Saya Terlibat, Bunuh Saja!
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, dia akan menjatuhkan hukuman mati atau membiarkan polisi menembak mati anaknya, Paolo Duterte (42)
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan, dia akan menjatuhkan hukuman mati atau membiarkan polisi menembak mati anaknya, Paolo Duterte (42), jika memang terbukti terlibat dalam jaringan peredaran narkotika dan obat-obatan.
(Baca: Warga Desa Serunai Saling Berkunjung Ke Rumah-rumah )
Paolo Duterte sebelumnya telah memberikan keterangan di hadapan Senat Filipina untuk membantah tuduhan yang menyebutnya sebagai anggota Triad dari China yang membantu penyelundupan crystal methamphetamine masuk ke Filipina.
Presiden Duterte sendiri tidak secara khusus menyebut tentang tuduhan terhadap putranya yang kini menjabat wakil wali kota Davao itu.
(Baca: Nyeri di Dada? Tak Selalu Gejala Serangan Jantung, Mungkin Saja Itu Tanda-tanda GERD )
Dia hanya mengulang pernyataannya saat kampanye pemilihan presiden lalu.
"Saya sudah menyatakan, Kalau ada anak saya terlibat narkoba, bunuh saja agar rakyat tidak lagi membicarakannya," ucap Duterte, di Istana Kepresidenan Filipina, dilansir dari AFP, Kamis (21/9/2017).
(Baca: Sambut 1 Muharam, Warga Desa Sarilaba B Silaturahmi Kumpul di Masjid )
"Jadi saya sudah bilang ke Pulong (panggilan Paolo), perintah saya adalah membunuh kamu kalau tertangkap. Saya akan melindungi polisi yang membunuhmu kalau itu terbukti'," ucap mantan Wali Kota Davao itu.
Setelah Rodrigo Duterte terpilih sebagai presiden pada pertengahan tahun lalu, aparat hukum Filipina memang menjadi sorotan pegiat hak asasi manusia karena banyaknya peristiwa tembak mati terhadap bandar narkoba.
(Baca: Semaraknya Pawai Taaruf di Singkawang, Tonton Videonya )
Polisi telah melaporkan setidaknya telah membunuh 3.800 orang dalam operasi anti-narkoba.
Meski begitu, Presiden Duterte mengaku telah menginstruksikan polisi agar tidak menembak mati bandar narkoba kecuali dalam keadaan mendesak dan membela diri.
Tuduhan terhadap Paolo sendiri muncul pertama kali setelah dilontarkan seorang staf di kantor bea cukai yang mendengar keterlibatan Paolo dan adik iparnya, Manases Carpio.
Keduanya dituding menjadi aktor intelektual yang membantu masuknya narkoba jenis metamfetamin bernilai 125 juta dollar AS.
Namun, saat ini staf yang bersangkutan telah menarik ucapannya.
Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Duterte Akan Biarkan Anaknya Ditembak Mati jika Terlibat Narkoba.