Ini Tiga Isu Utama Sektor Perkebunan Sawit Menurut Bupati Sintang
Bupati Sintang Jarot Winarno menerangkan ada tiga isu utama perkebunan sawit. Tiga isu ini dinilai Jarot masih kerap dijumpai terjadi di lapangan.
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG – Bupati Sintang Jarot Winarno menerangkan ada tiga isu utama perkebunan sawit. Tiga isu ini dinilai Jarot masih kerap dijumpai terjadi di lapangan.
Tiga isu itu diantaranya pertama, komitmen sistem sawit keberlanjutan yakni sawit lestari. Kedua, masalah konflik lahan antara investor dengan masyarkat setempat.
“Ketiga, ketimpangan produktivitas antara petani sawit mandiri dan kebun kebun plasma yang sudah selesai cicilannya. Kemudian, kebun plasma yang bentuk kemitraannya premi dengan kebun inti,” ungkapnya, Jumat (11/8/2017).
Jarot meminta tiga isu utama itu jadi persepsi bersama antara perusahaan dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang. Orang nomor satu di Bumi Senentang ini mengimbau perusahaan sawit komitmen dengan sistem sawit lestari.
“Sistem sawit berkelanjutan itu jadi harga mati bagi setiap perusahaan,” katanya.
(Baca: Asyik, Bayar PBB P2 di Sintang Sudah Bisa Online )
Jarot mengingatkan Kabupaten Sintang merupakan satu diantara dari 10 Kabupaten yang masuk dalam kategori Lingkar Temu Kabupaten Lestari. Kabupaten Sintang berkomitmen aplikasikan konsep pembangunan hijau.
“Kami memilih zero tolerance deforestation atau tidak ada toleransi untuk penggundulan hutan. Kemudian, zero tolerance pengelolaan lahan gambut,” tegasnya.
Jarot menegaskan Pemkab Sintang akan bantu penyelesaian konflik-konflik perkebunan antara masyarakat dan perusahaan. Perusahaan sawit diminta lakukan upaya nyata dalam antisipasi, pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Karhutla menjadi momok setiap tahun. Saya meminta perusahaan bentuk desa binaan, desa siaga karhutla, desa siaga api pleton desa (tonsa) dan lainnya. Perusahaan wajib terlibat antisipasi dan pencegahan karhutla di areal perkebunan,” tukasnya.