Amankan Tiga Warga Simpang Hiilir, Misri Tuding Ada Rekayasa Oknum Polisi
Dantanglah seorang anggota (Kepolisian) menawarkan menjadi preman jadi dikasilah kami bertiga ini senjata tajam.
Penulis: Muhammad Fauzi | Editor: Rizky Zulham
Misri Harap Nama Baiknya Dikembalikan
Laporan Wartawan Tribun Pontianak Muhammad Fauzi
TRIBUNPONTIANAK. CO. ID, KAYONG UTARA – Diamankannya tiga warga Kecamatan Simpang Hilir oleh oknum Kepolisian Polsek Simpang Hilir pada Operasi Pekat beberapa waktu lalu sempat menjadi pertanyaan masyarakat Kecamatan Simpang Hilir, khusunya warga Teluk Melano.
Diamankannya tiga warga Kecamatan Simpang Hilir ini kuat dugaan rekayasa oknum anggota Kepolisian, karena dari pengakuan satudiantara tiga warga yang diamankan pihak oknum Kepolisian karena membawa senjata tajam ini mengatakan bahwa ada beberapa oknum anggota yang meminta tolong kepada mereka untuk membawa senjata tajam ke pelabuhan. Misri Satudinatara tiga warga yang membawa senjata tajam menuturkan bahwa ia bersama rekannya tidak berada dibawah paksaan pihak Kepolisian, namun murni karena ingin membantu, bahkan pihak oknum Kepolisian tersebut juga memberikan 50 ribu sebagai jasa mereka.
“Dantanglah seorang anggota (Kepolisian) menawarkan menjadi preman jadi dikasilah kami bertiga ini senjata tajam dan juga anggota satunya lagi mengantarkan arak (1 botol). Katanya kalau ditanya ( oknum polisi) jangan ketawa, bilang jak jaga malam, kami dikasi uang 50 ribu satu orang. Mereka hanya bilang tolong bantu kami, nanti kalau dapat suatu hal mereka bantu kami juga,”terang Misri, saat ditemui di Kantor Desa Teluk Melano, Rabu (8/6/2017).
Baca: Video Polisi Simpang Hilir Saat Gelar Operasi Pekat
Diakuinya pula, penggerbekan ini juga sudah di setting, sehingga ketika beberapa oknum anggota menggerebek mereka pada jam 10 malam di pelabuhan, mereka bertiga di intruksikan oleh satudiantara oknum anggota kepolisian untuk tidak ketawa.
“Ada anggota yang datang jam 10 (menggerebek) kami tau, dia bilang hanya sampai disini saja, tapi kalau sampai naik ke media kami tidak tahu,”jelas Misri.
Atas kejadian ini hingga naik ke media, Misri bersama kedua rekannya ini sangat merasa malu, dan nama mereka merasa tercoreng. Ia berharap pihak Kepolisian khususnya Polsek Simpang Hilir dapat menyampaikan permintaan maaf ke media untuk memulihkan nama mereka di hadapan masyarakat.
“Saya dipanggil ke Polsek dikasi senjata tajam. Jelas saya malu sekali wajah kami Nampak di video itu, anak saya di Pontianak tahu, di marahnya saya, keluarga besar saya malu. Kami tidak ada tekanan, murni membantu, kami bantu dia, nanti kalau ada apa-apa dia (polisi) bantu kami,”tambahnya.