Nasib Petinju Kalbar, Iwan “Sniper” Zoda jadi Buruh Serabutan
Hal ini dilakukan Iwan karena tuntutan ekonomi yang memaksanya harus membagi waktu, bahkan bekerja serabutan.
Penulis: Muhammad Fauzi | Editor: Rizky Zulham
Laporan Wartawan Tribun Pontianak Muhammad Fauzi
TRIBUNPONTIANAK. CO. ID, KAYONG UTARA – Satu di antara petinju terbaik Kayong Utara Iwan “Sniper” Zoda harus bekerja sebagai buruh kasar di sebuah perusahaan sawit.
Hal ini tentu menggambarkan betapa rendahnya kesejahteraan atlet tinju Profesional di Indonesia. Daud Yordan selaku atlet Tinju kebanggaan Kayong Utara menyampaikan hal ini kepada Bupati Kayong Utara pada silaturahmi pada Rabu (19/4/2017).
Menurut Daud, hal seperti yang dialami Iwan “Sniper” Zoda bukan hanya terjadi kepada atlet tinju profesional saja, namun atlet-atlet profesional lainnya juga mengalami hal yang sama.
Hal ini dilakukan Iwan karena tuntutan ekonomi yang memaksanya harus membagi waktu, bahkan bekerja serabutan.
“Memang di Indonesia, semua cabang olahraga yang berbau nama profesional memang masih belum bisa dijadikan patokan bahwa kita bisa sejahtera dari kehidupan kita sebagai atlet, mau cabang apapun, baik tinju, bola, kita juga mendengar seperti cabang bola banyak, ada yang ngojek, kerja gas, banyak sekali,“ jelas Daud Yordan.
Baca: Iwan Zoda Akui Sempat Cidera Sebelum Pertandingan
Setelah disampaikan Daud terkait nasib petinju berprestasi ini, mendapat respon positif dari Bupati kayong Utara Hildi Hamid, dan Bupati pun berjanji akan mempekerjakan Iwan di lingkungan pemerintahan namun akan disesuaikan dengan jenjang pendidikannya.
“Saya sangat prihatin, pak Jakfar sebagai Pembina, pemberhati olahraga, makanya kami berinisiatif mencari solusi, bagaimana dengan Iwan ini. Kita bersukur Bapak Bupati merespon sekali hal ini, kalau pribahasanya Bupati ini, lama kita ngomong saja, beliau langsung tahu apa yang harus dilakukan,” tutur Daud Yordan.
Daud pun mengucapkan terimakasih kepada Hildi Hamid yang dapat memberikan solusi kepada nasib petinju profesional ini. Menurut Daud, Bupati yang memiliki seribu kesibukan masih dapat memikirkan nasib petinju profesional yang harus bekerja serabutan.
“Kami sangat berterimakasi dengan bapak Bupati atas kebijakan-kebijakan yang beliau ambil demi kesejahteraan atlet-atlet ini. Beliau masih sempat memikirkan, padahal persoalan di Kayong ini tidak sedikit, persoalan pemerintah, masyarakat, namun beliau masih mempunyai cara, ini yang sungguh luar biasa,”tambahnya.
Dengan bekerjanya Iwan di daerah lain, tentu akan mengganggu jam berlatih dan persiapan Iwan ketika akan bertanding. Namun jika Iwan “Sniper”Zoda bekerja di lingkungan Pemerintahan dan masih di satu Kecamatan, maka jam berlatih dan persiapan bertanding tidak berpengaruh, karena jarak latihan sangat dekat.
“Kalau Iwan bekerja serabutan jelas terganggu, namun kalau dia bekerja disini, dia (Iwan Zoda) jaraknya dekat, stanbay di tempat, sudah gitu dia bisa konsisten bekerja. Kalau dia bekerja serabutan, mungkin Cuma 4,5 bulan pindah lagi, “tungkasnya.