Tahun 2017, Inflasi Kalbar di Atas Nasional

Berdasarkan data Januari 2017 lalu, inflasi Kalimantan Barat (5,20%) berada di atas inflasi nasional (3,40%).

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/IST
Ilustrasi 

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kunjungan Badan Anggaran DPR RI baru-baru ini ke Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) bertujuan melakukan diskusi dan menghimpun data yang nantinya menjadi pertimbangan pada pembahasan APBN 2018. Tak hanya, sumber pendapatan pajak dan non pajak beberapa hal lain juga menjadi sorotan diantaranya peran BI dalam mengendalikan inflasi.

Berdasarkan data Januari 2017 lalu, inflasi Kalimantan Barat (5,20%) berada di atas inflasi nasional (3,40%).

Perkembangan ini juga terjadi pada tahun 2016 lalu.

Baca: Tingkatkan Ekonomi Desa, Gemawan Kalbar Dorong Maksimalkan Peran BUMDes

Mengapa inflasi Kalbar lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional dan terjadi secara persisten.

Banggar juga mempertanyakan mengapa keberadaan TPID yang sudah berdiri sejak 2008, selama ini dipandang belum efektif mengendalikan inflasi daerah.

Bagaimana peran dan kontribusi Bank Indonesia dalam melakukan pengendalian inflasi di Provinsi Kalbar serta kendala yang dihadapi dalam mengendalikan laju inflasi tersebut.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Adhinanto Cahyono menjelaskan pada tahun 2016, Inflasi Kalbar terkendali di level 3,66% (yoy).

Meskipun berada di atas inflasi nasional yang sebesar 3,02% (yoy), inflasi Kalbar pada tahun 2016 masih berada di rentang 4+ 1%.

Berdasarkan pola historis dari tahun 2013, ia mengatakan pergerakan inflasi tahunan Kalbar secara persisten berada di atas inflasi nasional.

Hal ini disebabkan oleh banyaknya perayaan keagamaan di Kalimantan Barat yang mendorong permintaan khususnya permintaan tiket angkutan udara.

Selain itu, sumber inflasi lain dari bahan makanan karena pengaruh curah hujan dan gelombang tinggi yang mempengaruhi tingkat produksi lokal serta distribusi via laut menuju Kalbar.

Berdasarkan kuadran komoditas utama penyumbang inflasi tahun 2012-2016, komoditas yang secara persisten menyumbang inflasi di Kalbar adalah angkutan udara, tukang bukan mandor, tarif listrik dan beberapa komoditas bahan makanan seperti daging ayam ras, sawi hijau, kembung, jeruk, dan telur ayam ras.

Adhinanto juga menjelaskan berdasarkan data inflasi sejak tahun 2008, Provinsi Kalbar terlihat mengalami penurunan laju inflasi.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved