Tahun 2017, Inflasi Kalbar di Atas Nasional
Berdasarkan data Januari 2017 lalu, inflasi Kalimantan Barat (5,20%) berada di atas inflasi nasional (3,40%).
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Mirna Tribun
Garis tren inflasi IHK menunjukkan bahwa tekanan inflasi terus menurun dalam 9 tahun terakhir. Kendati demikian, derajat penurunan inflasi IHK pada tingkat yang landai.
Di sisi lain, kelompok VF yang memberikan andil sebesar 23,56% terhadap total inflasi terpantau juga memiliki tren yang menurun.
Lebih dari itu, derajat tren penurunan inflasi VF lebih tajam dibandingkan dengan inflasi IHK.
Hal ini mengindikasikan bahwa kontribusi TPID, yang lebih besar pada pengendalian inflasi VF, di daerah berangsur semakin besar dalam upaya pencapaian tingkat inflasi yang semakin rendah.
Kontribusi KPw BI Provinsi Kalbar dari sisi supply lebih pada pemberdayaan UMKM ketahanan pangan.
Sementara dari sisi demand lebih pada pengelolaan ekspektasi masyarakat. Beberapa hal yang telah dilakukan KPw BI Provinsi Kalbar dari sisi supply adalah asesmen komoditas utama penyumbang inflasi secara bulanan dalam rangka antisipasi kenaikan harga
Selain itu juga menyusun riset efisiensi rantai logistik pangan & perdagangan antarwilayah dalam rangka mengetahui alur distribusi bahan pangan, membina klaster komoditas penyumbang inflasi daerah seperti beras, memberikan bantuan alat & sarana pertanian serta metode tanam Hazton kepada Gapoktan agar produktivitas dan kualitas hasil panen meningkat, dan menyelenggarakan kegiatan pasar murah pada bulan Ramadhan serta bersama TPID melakukan sidak pasar dan gudang distributor.
Sementara itu, dari sisi demand KPw BI juga mengembangkan sistem informasi harga bahan pangan berbasis mobile apps dan secara rutin rutin menyampaikan siaran pers dan talkshow interaktif dalam rangka mengelola ekspektasi masyarakat.
Banggar DPR RI, yang diketuai H M Azis Syamsuddin juga mempertanyakan bagaimana kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalbar, termasuk pula bagaimana koordinasi dengan otoritas kebijakan fiskal dalam mendorong perekonomian daerah.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Kapsulani menjelaskan Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
Dengan jalur suku bunga, di tingkat pusat perubahan BI 7DRR mempengaruhi suku bunga deposito dan suku bunga kredit perbankan.
Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan, Bank Indonesia kata Kapsulani dapat menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui penurunan suku bunga untuk mendorong aktifitas ekonomi.
Penurunan suku bunga BI 7DRR menurunkan suku bunga kredit sehingga permintaan akan kredit dari perusahaan dan rumah tangga akan meningkat.
Penurunan suku bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan investasi. Ini semua akan meningkatkan aktifitas konsumsi dan investasi sehingga aktifitas perekonomian semakin bergairah.
Sementara itu, Bank Indonesia di tingkat daerah aktif menyusun kajian maupun penelitian serta diseminasikannya sebagai bentuk rekomendasi kebijakan kepada pemerintah daerah terkait pertumbuhan ekonomi maupun inflasi.