SD 74 Singkawang Penuhi Kebutuhan Listrik dengan Panel Surya

Dari awal saya masuk ke sekolah ini memang belum ada listrik, akhirnya saya mengambil S2, hingga diangkat menjadi kepala sekolah Mei 2016 kemarin.

Penulis: Try Juliansyah | Editor: Rizky Zulham
zoom-inlihat foto SD 74 Singkawang Penuhi Kebutuhan Listrik dengan Panel Surya
Ilustrasi
PLN

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Try Juliansyah

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Kepala Sekolah SD 74, Hermadi mengakui di sekolahnya belum terdapat jaringan listrik dari PLN. Karena memang diakuinya jarak antara titik terakhir tiang listrik dan sekolahnya cukup jauh.

"Memang tidak ada jaringan, dari titik terakhir kurang lebih 8 km dan kondisi jalan tanah. Dulu sekitar tahun 2008 memang ada empat kilo di aspal tapi sekarang tinggal batunya saja," ujar Hermadi, Kamis (30/3).

Sekolah yang berdiri sejak tahun 2003 ini sekarang memiliki delapan guru PNS satu guru honorer dan 48 siswa. Hermadi sebelumnya juga pernah mengajar di sekolah tersebut pada 2005 silam.

"Dari awal saya masuk ke sekolah ini memang belum ada listrik, akhirnya saya mengambil S2, hingga diangkat menjadi kepala sekolah Mei 2016 kemarin," ungkapnya.

Sejak saat itulah ia mulai mengusahakan adanya aliran listrik di sekolah tersebut. Awalnya diakuinya memang menggunakan genset namun biayanya cukup mahal.

Baca: Begini Penilaian Pengamat Soal Sekolah di Singkawang Tak Teraliri Listrik

"Perangkat elektronik ada dan kalau kebutuhan mendesak ini diperlukan, tapi untuk menjalankannya tidak ada listrik, jadi awalnya ada genset namun sebulannya 1,2 juta. Tentu ini sangat mahal untuk setiap bulan mengeluarkan biaya tersebut," katanya.

Akhirnya ia mencarikan solusi dengan dana pribadi untuk mengaliri listrik dengan tenaga Surya. Dimana sebelumnya memang sudah ada panel Surya untuk perumahan guru namun dalam kondisi rusak.

"Akhirnya karena dengan genset mahal saya cari panel Surya bekas dari warga, berikut stabilizet, inverter nya dan ditambah panel Surya milik perumahan guru yang sudah rusak juga. Saya benarkan semuanya kurang lebih memakan biaya pribadi saya 6,5 juta rupiah," katanya.

Adapun panel Surya di rumah guru tersebut diakuinya merupakan bantuan dari pemerintah. "Untuk panel Surya rumah guru itu yang sudah rusak memang bantuan dari PU, kemudian saya gabungkan dengan yang saya beli, akhirnya mampu menghasilkan listrik 1500 Watt," katanya.

Tentu dengan tenaga Surya ini ia menilai biaya pengeluaran akan listrik dapat ditekan. Dan dengan listrik yang dihasilkan tersebut mampu memenuhi kebutuhan operasional setiap harinya.

"Untuk sehari daya yang dihasilkan panel Surya ini mencukupi, tapi genset juga tetap kami gunakan. Misalnya menyedot air untuk diiskan ke tangki penampungan," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved