Sambas Peluang Swasembada Pangan, Anton: Oktober Launching Ekspor Beras

Selain jumlah lahan yang kita alokasikan terbesar, didukung juga petaninya yang jumlahnya banyak

Penulis: Nina Soraya | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / NINA SORAYA
Gapoktan Semangat Maju didampingi Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan saat melakukan panen perdana padi Hazton, di Desa Sepinggan, Semparuk, Sabtu (4/2/2017).   

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Nina Soraya 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS  - Kepala Balai Benih Induk Padi Kalbar, Anton Kamaruddin, mengungkapkan Sambas berpeluang berswasembada pangan khususnya beras. Oleh karena saat ini penerapan hazton terbesar berada di Kabupaten Sambas yang sebanyak 10 ribu hektare.

Dirinya yang juga penemu teknologi hazton bersama Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura Kalbar, Hazairin, terus mensosialisasikan hazton di Kalbar.

“Kita bahkan berencana mengekspor beras ke Malaysia. Rencana ini pun disambut Menteri Pertanian. Kita targetkan pada Oktober saat hari pangan se dunia akan kita launching ekspor beras ini,” sampainya saat menghadiri panen perdana hazton Gapoktan Semangat Maju, di Desa Sepinggan Kecamatan Semparuk, Sambas, Sabtu (4/2/2017).

Menurutnya swasembada dan ekspor beras sangat mungkin dilakukan, karena hasil nyata dari penerapan teknologi hazton ini yang mencapai tiga kali lipat bahkan lebih dibanding metode tanam sebelumnya.

“Patut diingat pula Sambas akan sangat menentukan keberhasilan dari program. Selain jumlah lahan yang kita alokasikan terbesar, didukung juga petaninya yang jumlahnya banyak. Serta petani di sini itu ulet. Jadi kita yakin sekali,” katanya.

Dengan metode Hazton ini maka dari sisi produktivitas telah mengalahkan Thailand, negara yang selalu mengekspor berasnya ke Indonesia. Bila disana produktivitas 3,5-4 ton per hektare maka di Kalbar dengan Hazton bisa tiga kali lipatnya.

Di kesempatan tersebut, ia juga mengingatkan petani yang masih ragu ragu menggunakan metode ini.

“Jadi banyak yang klaim hazton tapi itu hazton banci, karena masih ragu masih takut takut. Itu kalau pakai cara hazton, harusnya bibitan 20-30 ini hanya dikasi 10 bibit saja dalam satu lubang tadi. Jadi hasil yang didapat tidak memaksimal,” jelasnya.

Untuk memgejar target swasembada beras dengan menerapkan hazton ini, dirinya telah menyiapkan benih atau bibit yang lebih bagus.

“Kami di balai benih sudah menyiapkan benih yang lebih baik. Kalau selama ini keluhannya kan bibit yang datang dari Jawa itu tidak bagus, ada juga yang tidak cocok dengan kondisi di kita. Makanya balai benih telah menyiapkan benih yang akan disesuaikan dengan kondisi masing masing. Sesuai dengan permasalahan tanah, dan kita sesuaikan maunya petani hasil yang seperti apa. Benih ini kita siapkan dan hanya akan disebar untuk yang menerapkan hazton saja,” paparnya.

2016 lalu pemerintah mengalokasikan sekitar 40 ribuan hektare untuk Hazton. Alokasinya di antaranya Sambas 10 ribu hektare, Singkawang 2.600 hektare, Sanggau 6 ribu hektare, Pontianak 100 hektare. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved