BKSDA dan WWF Temukan Lumba-lumba Tanpa Sirip di Perairan Kubu Raya

Lumba-lumba tanpa sirip termasuk dalam kelompok Cetacean paling kecil, umumnya berukuran kurang dari dua meter.

Penulis: Syahroni | Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/SYAHRONI
Kepala BKSDA Kalbar, Sustyo Iriyono, Kepala BPSPL Pontianak, Getreda Melsina Hehanussa, Manager Program Kalimantan Barat, WWF-Indonesia, Albertus Tjui, saat menjelaskan mengenai penemuan mamalia baru di Kubu Raya. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), bersama WWF-Indonesia, secara resmi merilis temuan spesies baru yang ada di perairan Kubu Raya, Senin (7/11/2016).

Pengumuman secara resmi tersebut dilakukan setelah melakukan penelitian yang bekerjasama dengan Indonesia Biodiversity Research Centre Universitas Udayana, selama tujuh bulan terakhir.

Awalnya penemuan spesies yang masuk dalam mamalia tersebut berawal dari bulan April lalu, hewan tersebut terkena jaring oleh nelayan di wilayah Padang Tikar, setelah dilakulan penelitian sela tujuh bulan dan hasil tes DNA menunjukan bahwa hewan tersebut adalah Finless Porpoise atau lumba-lumba tanpa sirip.

Lumba-lumba tanpa sirip termasuk dalam kelompok Cetacean paling kecil, umumnya berukuran kurang dari dua meter.

Manager Program Kalimantan Barat, WWF-Indonesia, Albertus Tjui mnyatakan bahwa hasil tes DNA terhadap jenis lumba-lumba tanpa sirip, yang dijumpai diperaian Kubu Raya tersebut merupakan hal yang sangay penting, mengingat minimnya data terkait satwa tersebut didunia.

"Hewan ini merupakan hewan yang paling pemalu,dari hewan sejenisnya, serta hewan ini juga bukan hewan akrobatik. Sehingga jarang sekali terlihat dipermukaan, kecuali saat ia ingin bernapas. Sedangkan lumba-lumba sebaliknya. Oleh karena itu, penelitian terhadap hewan ini menjadi sulit dilakukab mengingat minimnya perjumpaan terhadapnya," jelasnya.

Temuan mamalia laut lainnya, yaitu paus yang terdampar pada bulan Oktober lalu, serta temuan Pesut hasil sirvey WWF-Indonesia sejak tahun 2011, semakin membuktikan bahwa perairan Kubu Raya adalah habitat penting bagi mamalia laut. Dari 88 jenis Cetacean yang ada didunia, 34 diantaranya terdapat di Indonesia dan 3 diantaranya bisa dijumpai diperairan Kubu Raya.

Kepala BKSDA Kalbar, Sustyo Iriyono, menambahkan bahwa temuan-temuan tersebut patut dibanggakan,karena semakin menunjukan bahwa wilayah Kubu Raya memiliki keragaman spesiea yang tinggi.

"Sosialisasi dan penyadartahuan kepada seluruh masyarakat sangat perlu kirianya dilakukan, karena keberadaan mamalia laut ini perlu aksi bersama,mengingat hewan-hewan ini termasuk dalam hewan yang dilindungi," terangnya.

Selain itu disampaikannya juga bahwa sangat diperlukan kepedulian semua pihak, habitat satwa tersebut bisa ditetapkan sebagai Kawasan Ekosistem Esensial.

Ditambahkannya lagi,tingginya keanekaragaman hayati di Kubu Raya, perly upaya konserbasi yang kemprehensif.

Kesinambungan antara upaya konservasi kawasan maupun spesies dari aspek ekologi dan kehidupan masyarakat dari aspek sosial dan ekonomi menjadi tonggak utama keberlangsungan ekosistem suatu wilayah yang dapat dicapai melalui dukungan serta kerjasama para pihak yang selama ini sudah berjalan dengan baik di Kubu Raya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved