Berjalan Selama 45 Menit Menuju ke Sekolah, Murid-murid ini Harus Melewati Jembatan yang Berbahaya

Dusun Bobor merupakan satu di antara dari empat Dusun yang ada di Desa Simpang Kasturi, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak...

TRIBUNPONTIANAK/IST
Pembangunan jembatan antar RT di Dusun Bobor dalam kegiatan Kemah Kerja Sosial PMKRI Pontianak Tahun 2016 mempermudah anak-anak sd menempuh Sekolah dalam kegiatan Kemah Kerja Sosial (KKS)pada 28 Juli hingga 3 Agustus 2016. 

Citizen Reporter

Raymundus Geri, Ketua PMKR Cabang Pontianak Santo Thomas More

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Dusun Bobor merupakan satu di antara dari empat Dusun yang ada di Desa Simpang Kasturi, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, dengan letak geografisnya berbatasan lansung dengan Kabupaten Mempawah.

Sejak tahun 1997 hingga 1998 masyarakat yang notabene suku Dayak Kanayatn ini telah berhenti berladang atau bertani. Mata pencarian masyarakat di sini bergantung dengan perkebunan Karet Lama dan PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin) yang masyarakat sekitar menyebutnya Dompeng dengan jumlah Kepala Keluarga 117 dan 488 jiwa.

Atas dasar keputusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) serta rasa peduli yang mendalam atas kondisi yang terjadi di Dusun ini maka Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Pontianak Santo Thomas More Periode 2015/2016 mengadakan kegiatan Kemah Kerja Sosial (KKS), 28 Juli hingga 3 Agustus 2016.

Ketua Presidium PMKRI Cabang Pontianak, Raymundus Geri menuturkan, kegiatan ini merupakan kegiatan sosial yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa peduli dan peka pada masyarakat agar tidak terlena dengan kondisi ketidakadilan di sekitar mereka.

“Masyarakat akan kuat jika bersatu dan mempunyai rasa peduli yang tinggi dengan kondisi sosial yang terjadi di sekitar mereka, apalagi di tengah persaingan Masyarakat Ekonomi ASEAN seperti sekarang ini,” ucap Geri sapaan akrabnya, Jumat (5/8/2016).

Dalam pembukaan kegiatan tersebut juga dihadiri Pemerintah Kabupaten Landak yang diwakili oleh Asisten 3 Kabupaten Landak, Bernadus.

Dia menuturkan bahwa mahasiswa yang berorganisasi adalah mahasiswa yang punya rasa peduli bagi masyarakat luas dan sebagai mahasiswa yang tergabung dalam PMKRI harus dapat berkomunikasi dengan baik dan dapat menanamkan nilai-nilai PMKRI.

“Yaitu berjuang bagi Gereja Dan Bangsa (Pro Ecclesia Et Patria) yang selalu diteriakan oleh PMKRI,” katanya.

Namun dalam kesempatan yang sekaligus membacakan kata sambutan tertulis Bupati Landak itu masyarakat masih kecewa, karena dengan hadirnya pihak Kabupaten dalam hal ini Kabupaten Landak masih belum ada solusi kongkrit bagi masyarakat Dusun Bobor.

Dalam diskusi PMKRI dengan Masyarakat ada sebuah permasalahan yang sudah lama mereka rasakan, yaitu infrastruktur jalan dan belum adanya Listrik Negara yang mereka rasakan, bahkan mereka merasa bahwa mereka adalah bukan daerah tertinggal namun daerah yang ditinggalkan mengingat jarak Dusun Bobor dengan Kedudukan desa yang hanya berjarak 6km (Kilo Meter) saja.

“Bagaimana mungkin segala aspirasi mereka tidak pernah didengarkan oleh pihak Kabupaten, padahal mereka selalu berpartisipasi penuh dalam pemilihan Kepala Daerah serta Legislatif, Mereka seperti dianak tirikan,” kata Kepala Dusun Bobor F Haryono.

Dari hasil diskusi PMKRI bersama masyarakat disepakati selama satu minggu kegiatan PMKRI di sana dimana masyarakat mendukung penuh dan bergotong royong dalam kegiatan tersebut.

Pertama PMKRI membantu masyarakat dalam pembangunan gereja yang masih dalam pembangunan tersendat dikarenakan dana yang minim. Kemudian membantu tenaga pengajar di SDN 18 Bobor selama masa kegiatan berlangsung.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved