Harga Minyak Mentah Menguat Menyusul Optimisme Goldman Sachs
Sementara, emas terpaksa mengurangi keuntungannya dalam reli aset-aset lebih berisiko, minyak dan saham.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Arief
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Analis Monex merilis minyak mentah hampir mendekati 48 dolar per barel. Emas pangkas keuntungan pasar AS menghapuskan kekecewaannya dari data ekonomi Tiongkok yang terakhir, setelah harga minyak mentah mencetak level tinggi 2016 yang baru.
Harga minyak mentah menguat menyusul optimisme Goldman Sachs dan gangguan produksi minyak di Nigeria. Sektor energi mendorong Wall Street untuk berakhir menguat 1%.
Sementara, emas terpaksa mengurangi keuntungannya dalam reli aset-aset lebih berisiko, minyak dan saham.
Indeks dolar AS berakhir stagnan seiring penguatan euro dari efek penurunan aktivitas manufaktur di area Euro, sementara safe haven yen melemah dalam risk appetite yang lebih baik.
Data penting untuk hari Selasa, notula rapat pertemuan moneter RBA Australia, ekspektasi inflasi dan indeks harga GDT Selandia Baru, CPI (inflasi) Inggris, penjualan manufaktur Kanada; serta izin membangun dan CPI AS.