Tragis! Siswi SMPN Pontianak Gantung Diri

Guru langsung cepat membawanya ke rumah sakit untuk menyelematkan nawanya.

Editor: Jamadin
zoom-inlihat foto Tragis! Siswi SMPN Pontianak Gantung Diri
Tribun/Net
Ilustrasi

Eci ditemukan pertama kali oleh siswa lainnya, Geri Alifiah, dalam keadaan tergantung di pintu. Melihat hal itu, Geri dengan wajah pucat bergegas ke kelas, memberi tahu guru dan teman.

"Saat itu, sudah jam pulang. Karena saya mau ikut ulangan harian susulan dengan beberapa kawan, jadi masih di sekolah. Saat saya mau bercermin di UKS, tiba-tiba melihat dia sudah tergantung," kenang Geri kepada Tribun.

Saat ditemukan, leher Eci masih terikat kain. Tidak jauh dari ia tergantung terdapat kursi yang diduga digunakan sebagai penyanggah. "Saya lihat wajahnya sudah pucat semua dan lehernya merah karena ikatan kain itu. Guru langsung cepat membawanya ke rumah sakit untuk menyelematkan nawanya," kata Geri.

Sejak jam pelajaran pertama, ternyata Eci tidak masuk. Begitu tiba di sekolah, Eci ke ruang UKS. Tak lama kemudian, teman sekelas Eci, Dita Rahmawati (15), datang. Dita ke ruang UKS karena menderita sakit gigi saat pelajaran Bahasa Inggris. "Jam 08.30, saya masuk UKS. Di sana sudah ada Eci sedang berbaring. Saya lihat dia menangis," ujar Dita.

Melihat temannya menangis, Dita mencoba mencari tahu apa penyebabnya. Awalnya, Eci tidak bersedia bercerita. Ia malah sibuk memainkan handphonenya. Namun, akhirnya, Eci terbuka juga.

"Akhirnya Eci mengeluhkan sakit pada kepala dan tangannya. Saat itulah Eci kemudian menuturkan kalau ia, pada Kamis (13/9) malam, sempat dipukul menggunakan helm oleh temannya," papar Dita.

Kepada Dita, Eci akhirnya bercerita kalau dirinya baru saja berkelahi dan putus cinta dari pacarnya. "Kami sempat baring-baring di UKS. Dia sempat memeluk saya dan minta maaf kalau ada salah," ungkap Dita.

Sempat Bertengkar

Dita menyebut, Eci memang sudah lima bulan pacaran dengan seorang siswa SMAN 10 Pontianak. "Eci cerita kalau punya masalah dengan cowoknya sehingga berkelahi. Yang kita tahu, dia kelahi dengan cowoknya. Pacarnya itu pernah memukul Eci dengan helm ke kepala dan tangan. Tadi dia megang kepalanya terus, ngerase kesakitan. Saya lihat memang ada memar di kepalanya. Dia juga mengaku tangannya sakit," papar Dita.

Setelah berbagi kisah dengan Dita, Eci lantas membuat tali gantungan dari spray kasur. "Saya bilang, Eci jangan bunuh diri! Tapi Eci bilang dia cuma bergurau, tidak serius bunuh diri," kenang Dita.

Dita juga sempat mencoba meminjam handphone Eci untuk melihat isi SMS yang membuatnya menangis. Namun Eci menolaknya. Dita kemudian kembali ke kelas karena jam pelajaran Bahasa Inggris usai.

Ia meninggalkan Eci sendirian tanpa firasat apa-apa. Namun, ia terkejut karena setelah ditinggal sendirian itulah, ternyata Eci yang dikenal ramah dan mudah bergaul malah itu mengakhiri hidupnya. "Saya tidak menyangka kalau Eci benar-benar melakukannya," imbuh Dita.

Cerita yang hampir sama diutarakan ibunda Eci, Sri Herawati.  Sri menceritakan, dua hari teakhir, Eci terlihat murung. "Ia sempat bercerita kalau sedang bertengkar dengan pacarnya," kata Sri.

Jumat pagi, Sri melihat memar di kepala Eci. Namun Eci membantah kalau memar itu karena dipukul pacarnya. "Dia bilang, memarnya itu karena jatuh dari motor, bukan karena dipukul. Padahal saya dengar dia malam Jumat dipukul temannya. Kalau memang ada yang memukul anak saya, harus dihukum," tambah Sri.

Keluarga Ikhlas

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved