Citizen Reporter

Pematang Gadung Heart of Ketapang

sangatlah wajar jika kita menyebut Pematang Gadung " Heart of Ketapang" untuk kawasan Rawa Gambut Pematang Gadung.

Penulis: Ali Anshori |
zoom-inlihat foto Pematang Gadung Heart of Ketapang
ISTIMEWA
Hutan pematang gadung
Citizen Reporter
Pematang Gadung Heart of Ketapang
Oleh:  Petrus Kanisius (Anggota Yayasan Palung)

Desa Pematang Gadung, Kecamatan Matan Hilir Selatan terletak sekitar 30 km di selatan kota Ketapang, Kalbar. Desa Pematang Gadung memiliki keunikannya berupa lahan gambut yang merupakan hutan skunder dengan luasan lebih dari 14.000 hektar. Sisanya adalah hutan kerangas atau padang pasir yang sangat luas lebih dari 7.000 hektar, sebagian telah terdegradasi oleh pembukaan lahan untuk pertambangan.

Sebelum mencapai hutan yang berjarak sekitar 3 km dari perkampungan, kami melewati areal persawahan lahan basah yang menyimpan tak sedikit jenis burung yang unik. Diantaranya : Gallirallus philippensis  atau Mandar Padi Kalung dan Tyto longimembris  atau burung Serak Padang.  Saat ini, kedua jenis tersebut merupakan jenis unggas Australasia, yang belum tercatat untuk Sunda Besar (Kalimantan, Jawa dan Bali).

Cerita menarik sepanjang pengamatan dan tentu saja berupa jenis-jenis burung yang terlihat selama pengamatan dilakukan. Dari kota Ketapang, di perjalanan kita bisa mampir di pantai Sungai Jawi, pada saat musim migrasi pantai tersebut dipenuhi burung pantai migrant. Pada saat masuk kampong atau kampung kita sudah disambut Lonchura fuscans, burung bondol endemik Kalimantan yang hitam polos dan merupakan jenis yang mudah terlihat.

Lanius schach bentet (burung Bentet Kepala Kelabu), Arthamus leucorhynchus (burung Kekep Babi), kadang juga Leptopltilos javanicus (burung Bangau Tong-tong) melayang di atas kita, Haliastur Indus ( burung Elang Bondol) dan Elanus caeruleus (burung Elang Tikus).

Saat menyusuri sungai menuju ke dalam hutan, kami dapat menyaksikan beraneka jenis burung, dan yang paling menarik kita juga bisa melihat Ciconia stormi (burung bangau strom), burung paling langka ini akan bertengger di pohon tinggi di tepi sungai saat sore, Anthracoceros albirostris, terkadang juga Buceros rhinoceros (burung Enggang Badak), Acceros undulates (burung Julang Jambul Hitam) dan Annorhinus galeritus (burung Enggang Kelihingan), juga melihat Cymbirhyncus macrorhincus (burung Sempur Hujan) dan sarangnya yang menggantung di pinggiran sungai, serta burung-burung hutan lainnya.

Selain burung, kita juga dapat menyaksikan Bekantan (Nasalis Larvatus), Lutung (Presbytis cristata), Kelasi (Presbytis rubycunda), Kera ekor panjang (Pacicularis macacca), dan bahkan Orangutan, (Pongo pygmaeus wrumbii) . Pada musim-musim tertentu Anhinga melanogaster (burung Pecuk Ular Asia ) akan meramaikan danau rawa Perendaman, juga Ardea purpurea (burung Cangak Merah) dan Leptoptilos javanicus, juga beberapa jenis elang termasuk elang migran. Jika kita masuk ke hutan gambut, kita akan melihat Harpactes kasumba (burung Luntur), Harpactes duvaucelii (burung Luntur Putri) dan lain-lain.

Menurut Abdulrahman Al Qadri, selaku ketua Kawan Burung Ketapang (KBK),   keanekaragaman dalam habitat hutan rawa gambut Pematang Gadung merupakan miniature dari Kabupaten Ketapang secara keseluruhan. 95 persen jenis burung yang terdapat di Kabupaten Ketapang ada di sini, dan semua jenis mamalia yang ada di Kabupaten ketapang juga ada di sini, sangatlah wajar jika kita menyebut Pematang Gadung " Heart of Ketapang" untuk kawasan Rawa Gambut Pematang Gadung.

Doi sapaan akrab Abdulrahman Al Qadri, mengatakan; setiap minggu, pihaknya bersama teman-teman fotografi  dari P- Pophy penyayang burung rutin untuk melakukan pengamatan dan patroli di sekitar kawasan hutan Pematang Gadung. (*/ali)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved