TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kisah menantu usir mertua mendadak menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita bernama Sherly di Sulawesi Utara mengusir mertuanya sendiri viral di TikTok pada 2025.
Dalam video itu, Sherly melontarkan kata-kata kasar dan tegas melarang sang mertua kembali ke rumahnya.
Cerita di balik video tersebut ternyata bukan sekadar konflik sepele.
Peristiwa ini membawa kita mundur 18 tahun lalu, ketika Sherly masih dianggap "tidak pantas" menjadi bagian dari keluarga besar sang suami.
Kala itu, status ekonomi yang serba kekurangan membuatnya tidak direstui untuk menikah.
Bahkan, Sherly, suami, dan anak pertamanya pernah diusir dari rumah mertua dengan luka batin yang mendalam.
Kini, setelah perjuangan panjang, hidup Sherly dan suaminya jauh lebih mapan.
Mereka memiliki rumah sendiri dan hidup berkecukupan.
Namun ketika sang mertua datang berkunjung, luka lama kembali terbuka.
Amarah yang tersimpan selama hampir dua dekade pun akhirnya meledak.
Fenomena menantu usir mertua ini bukan hanya cerita viral, tetapi juga refleksi betapa dalamnya luka batin dalam hubungan keluarga bisa berbuah dendam panjang.
[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]
Luka Lama: 2007, Saat Restu Tak Pernah Didapatkan
Tahun 2007 menjadi titik awal konflik panjang antara Sherly dan mertuanya.
Penolakan Karena Status Ekonomi
Sherly yang saat itu menikah dengan sang suami, harus menghadapi kenyataan pahit.
Ia dianggap tidak layak karena berasal dari keluarga sederhana.
Hidup pas-pasan membuat mereka kerap diremehkan.
Bahkan, anak pertama mereka sempat tidak diakui sebagai cucu oleh pihak mertua.
Terusir dari Rumah
Puncaknya, pasangan muda ini diusir dari rumah mertua.
Sherly menuturkan bahwa kejadian tersebut adalah salah satu momen paling menyakitkan dalam hidupnya.
"Kami keluar dari rumah tanpa membawa apa-apa, hanya anak kecil dalam gendongan," ujarnya dalam potongan cerita yang dibagikan ulang di media sosial.
Perlakuan itu menoreh luka yang sulit hilang.
Meski tahun demi tahun berlalu, kenangan buruk tersebut tetap membekas di hati Sherly.
Perjuangan Bangkit: Dari Terpuruk Menjadi Mandiri
Meski pernah jatuh sedalam itu, Sherly tidak menyerah.
Bersama suaminya, ia memulai hidup baru dari bawah.
Kerja Keras dan Ketabahan
Dengan tekad kuat, pasangan ini berjuang mencari nafkah, menabung sedikit demi sedikit, hingga akhirnya bisa membangun rumah tangga mandiri.
"Kami tidak mau lagi dihina karena miskin. Kami buktikan bahwa kami bisa," kata Sherly.
Hidup Berubah 180 Derajat
Setelah 18 tahun berlalu, keadaan mereka berubah total.
Dari keluarga yang pernah terusir, kini mereka hidup mapan, memiliki rumah sendiri, bahkan bisa membantu orang lain.
Namun, keberhasilan ini rupanya tidak serta-merta menghapus luka lama.
2025: Ketika Luka Lama Meledak
Pada 2025, momen yang dianggap seharusnya jadi ajang silaturahmi justru berakhir ricuh.
Sang mertua datang dengan alasan ingin bertemu anaknya.
Namun bagi Sherly, kedatangan itu justru membangkitkan memori pahit.
Amarah yang Tumpah
Dalam video yang viral, Sherly tampak menolak kehadiran mertuanya.
Dengan nada tinggi ia berkata, “Saya bukan menantumu lagi, jangan pernah datang ke rumah ini!”
Sang mertua yang sudah lanjut usia hanya bisa menunduk dan keluar dari rumah tanpa perlawanan.
Aksi ini memicu pro-kontra di kalangan warganet.
Ada yang memahami perasaan Sherly, ada pula yang menilai tindakannya keterlaluan.
Pro Kontra di Media Sosial
Video tersebut memancing ribuan komentar.
Pihak yang mendukung Sherly: Banyak warganet menilai tindakan itu wajar karena luka batin 18 tahun tidak bisa dianggap sepele.
"Kalau pernah dihina sedemikian rupa, wajar kalau hatinya sudah mati rasa," tulis salah satu komentar.
Pihak yang mengecam Sherly: Sebagian lain menilai pengusiran itu tidak pantas, apalagi dilakukan terhadap orang tua.
"Seberat apa pun masa lalu, tetap harus ada maaf," ujar warganet lain.
Belajar dari Kisah Menantu Usir Mertua
Kisah ini bukan sekadar drama keluarga, tetapi juga mengandung banyak pelajaran hidup.
1. Luka Batin Tidak Hilang dengan Waktu
Pengalaman buruk yang tidak terselesaikan bisa menumpuk menjadi dendam.
Oleh karena itu, penting bagi keluarga untuk saling menghargai dan tidak meremehkan pasangan anak.
2. Pentingnya Restu dalam Pernikahan
Restu orang tua bukan sekadar formalitas, melainkan simbol dukungan moral dan emosional.
Penolakan yang keras dapat menciptakan jurang dalam hubungan keluarga.
3. Memaafkan untuk Hidup yang Lebih Damai
Meski sulit, belajar memaafkan dapat membuat hati lebih tenang.
Psikolog keluarga menyebut, dendam yang dipelihara hanya akan melahirkan konflik baru di masa depan.
4. Bijak Menyikapi Konflik Keluarga
Alih-alih menyelesaikan dengan amarah, dialog terbuka bisa menjadi jalan keluar.
Generasi muda dapat belajar bahwa menyimpan luka tanpa penyelesaian bukanlah pilihan bijak.
Saatnya Refleksi
Kasus menantu usir mertua ini menjadi pengingat bahwa hubungan keluarga tidak selalu berjalan mulus.
Sherly mungkin merasa lega setelah melampiaskan amarah yang dipendam hampir dua dekade, tetapi apakah itu benar-benar solusi?
Bagi pembaca, kisah ini bisa menjadi cermin.
Bahwa luka dari masa lalu tidak akan sembuh jika tidak ada keberanian untuk menyelesaikannya.
Mungkin Sherly telah berhasil membuktikan diri, tetapi barangkali jalan pengampunan akan membawa kedamaian yang lebih panjang.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul 18 Tahun Lalu Tak Direstui karena Miskin, Sherly Kini Usir Mertua setelah Kaya: Bukan Menantumu Lagi
* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!