TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Rangkaian Event Budaya Robo-Robo 2025 di Kabupaten Mempawah semakin istimewa dengan hadirnya dua pelajar asing yang mengikuti acara selama tiga hari, 18-20 Agustus 2025.
Keduanya merupakan peserta program pertukaran pelajar internasional yang didampingi langsung oleh Bina Antarbudaya (AFS Indonesia).
Mereka adalah Mohamed Amin Azeroual (17), asal Italia, peserta program American Field Service (AFS), dan Sela Ramona Loo (16), asal Amerika Serikat, peserta program Kennedy-Lugar Youth Exchange Student (KL-YES).
Kedua pelajar ini hadir bersama tiga pendamping, yakni Asfiyah Radhya R, Seferina Herawati, dan Aufa Dhiyaurrahman Bahrin.
Kehadiran mereka disambut hangat masyarakat Mempawah, dan selama tiga hari mengikuti beragam prosesi budaya, mulai dari ritual adat, prosesi doa, hingga pagelaran seni di Istana Amantubillah.
Pendamping sekaligus penerjemah, Asfiyah Radhya R (Dhea), mengatakan pengalaman ini memberikan kesan mendalam bagi kedua pelajar.
“Mereka merasa senang sekali bisa terlibat langsung. Selain belajar tentang budaya, mereka juga merasakan keramahan masyarakat Mempawah. Sela misalnya, sangat terkesan dengan prosesi naik ke sebukit, sementara Amin kagum dengan pagelaran adat Toana dan kuliner khas daerah,” ujar Dhea kepada Tribun Pontianak, Kamis 21 Agustus 2025.
Selain itu, Sela, pelajar asal Amerika Serikat, mengaku sempat canggung ketika mengikuti ritual di bukit, namun kemudian larut dalam suasana yang khusyuk.
Baca juga: Bupati Erlina: Robo-Robo Segedong Wujud Pelestarian Budaya Mempawah
“Awalnya saya merasa sedikit canggung karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Namun saat tiba di lokasi, semua kegugupan itu hilang. Suasana di sana begitu damai, seolah-olah saya sedang bermeditasi. Itu sangat berkesan dan saya tidak akan pernah melupakannya,” ungkap Sela saat menyampaikan kesannya yang diterjemahkan oleh Dhea.
“Saya juga menikmati kota Mempawah yang damai. Orang-orangnya ramah dan banyak menjamu saya. Ini adalah pengalaman pertama saya menjelajahi Kalimantan Barat sejak datang dari Amerika, dan saya merasa sangat bahagia,” tambahnya.
Sementara itu, Amin dari Italia menyampaikan kekagumannya pada prosesi adat dan keragaman kuliner di Mempawah.
“Saya sangat terkesan dengan Pagelaran Adat Toana. Setiap detailnya terasa otentik, mulai dari kostum hingga musik. Rasanya seperti kembali ke masa lalu. Itu mengingatkan saya pada kakek saya yang punya darah keturunan kerajaan Maroko,” tutur Amin.
“Selain itu, saya suka sekali mencoba kuliner di sini, mulai dari ketupat, ayam pop, masakan Padang, hingga kudapan khas. Saya juga sempat menanam mangrove di Desa Pasir. Itu pengalaman luar biasa, apalagi saya diberi tahu kalau di malam hari kita bisa melihat kunang-kunang. Saya ingin datang lagi,” tambahnya.
Amin juga menyampaikan apresiasi kepada panitia yang telah menyediakan penerjemah selama acara.
“Saya sangat berterima kasih kepada penyelenggara dan panitia. Mereka bahkan menyiapkan terjemahan bahasa Inggris di hari puncak, sehingga saya lebih mudah memahami makna dari rangkaian budaya Robo-Robo ini,” ujarnya.
Kehadiran kedua pelajar internasional tersebut menjadi bukti bahwa tradisi budaya lokal Mempawah mampu menembus batas negara, sekaligus memperkenalkan kekayaan tradisi Robo-Robo ke mata dunia. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!