Post Test PPG

KUNCI Jawaban Soal Post Test PPG 2025 Modul 2 PSE 3 Wajib Untuk Buat Jurnal

Penulis: Madrosid
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MODUL POST TEST - Soal latihan bagi peserta PPG untuk melatih pemahaman terhadap materi. Serta untuk awal mengerjakan jurnal PPG.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut soal dan kunci Jawaban Post Test Modul 2 PSE 3 PPG Guru 2025 sebagai latihan.

Setiap peserta PPG wajib mengerjakan 3 modul yang berisikan PSE 1-3.

Seluruh rangkaian post test ini, menjadi awal dari pengisian jurnal untuk tugas sebagai PPG.

Mengerjakannya harus dilaksanakan tiap tahapan.

Baru selanjutnya bisa melanjutkan ke modul berikutnya.

Hasil mengerjakan modul PSE memang tidak wajib mendapar nilai sempurna.

Sebab bertujuan sebagai latihan soal saja sebagai nilai pada percobaan pertama itulah yang diambil oleh sistem.

Sehingga alangkah baiknya jika pada percobaan pertama mengerjakan, bisa mendapatkan nilai maksimal.

Baca juga: KUNCI Jawaban Soal Post Test PPG 2025 Modul 2 PSE 2 Wajib Sebelum Buat Jurnal

Soal Post Test Modul 2 PSE 3

1. Dalam pelajaran IPS di kelas VII, Anda membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk mendiskusikan peristiwa penting dalam sejarah. Di salah satu kelompok, Ardi tampak tidak aktif. la duduk diam dan tampak ragu-ragu saat teman- temannya berdiskusi. Anda mengetahui bahwa Ardi adalah siswa yang pendiam dan sering merasa canggung dalam situasi sosial.

Setelah Anda tanyakan secara pribadi, Ardi mengaku takut salah bicara dan khawatir dijadikan bahan ejekan. Anda ingin membantunya agar lebih percaya diri dan terlibat aktif, tetapi juga tidak ingin membuatnya merasa dipaksa atau diperhatikan secara berlebihan oleh teman- temannya. Bagaimana strategi yang akan Anda terapkan?

A. Memberikan dorongan/motivasi kepada Ardi agar lebih percaya diri dalam berdiskusi, sambil mengatakan bahwa Anda akan memantau dari kejauhan dan menunggu ia untuk lebih aktif.

B. Memberi semangat kepada Ardi untuk mencoba bicara dan mengingatkan seluruh siswa agar saling menghargai, lalu melanjutkan diskusi seperti biasa.

C. Menugaskan teman satu kelompok Ardi untuk mengajak dan menyemangatinya untuk berbicara, lalu meminta mereka untuk mengapresiasi pendapat Ardi.

D. Mendampingi Ardi secara personal dan memberinya kesempatan untuk berbicara terlebih dahulu melalui diskusi kecil dengan Anda sebelum bergabung di dalam kelompok.

Jawaban: D

2. Pada pertengahan semester, Anda melihat banyak siswa tampak lelah, kurang fokus, dan tidak bersemangat. Sebagai wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Anda bersama guru BK merancang program "Cinta Diri dan Kesehatan Mental" untuk membantu siswa mengelola stres melalui kegiatan refleksi dan relaksasi yang disisipkan di sela pembelajaran. Agar program berjalan optimal, guru perlu mengikuti pelatihan singkat sebagai fasilitator di kelas.

Namun, saat rencana ini disampaikan kepada guru mata pelajaran, muncul beberapa penolakan. Mereka menilai kondisi siswa adalah hal yang wajar bagi remaja, bukan tanggung jawab sekolah, dan merasa program ini bisa mengganggu waktu belajar. Salah satu guru bahkan berkomentar, "Anak-anak zaman sekarang memang begitu, jangan dibesar-besarkan. Itu urusan orang tua, bukan sekolah." Bagaimana Anda mengatasi situasi ini?

A. Menyampaikan kembali rencana program dalam forum guru, menekankan manfaatnya, dan membuka ruang bagi guru yang bersedia untuk terlibat, sambil tetap menghormati pendapat guru lain.

B. Menyarankan agar program tetap tersedia sebagai pilihan sukarela bagi siswa yang merasa perlu, tanpa melibatkan guru mata pelajaran secara langsung untuk menjaga kenyamanan semua pihak.

C. Menyusun strategi komunikasi berbasis data bersama guru BK, lalu mengadakan diskusi bersama para guru lain agar memahami urgensi program dan membuat kesepakatan agar tidak membebAti.

D. Memilih untuk menunda pelaksanaan program dan mengamati situasi lebih lanjut, sambil berharap kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental akan tumbuh seiring waktu di kalangan guru.

E. Menjelaskan kembali tujuan program dengan empatik dan berbasis data dalam diskusi para guru, mendengarkan kekhawatiran mereka, dan mendiskusikan solusi agar program dapat dijalankan.

Jawaban: E

3. Abu merupakan siswa kelas 4 SD yang dikenal aktif dan sering membuat gaduh di kelas. Suatu hari, seorang siswa menuduh Abu mengambil penghapus yang hilang dari meja ketika jam istirahat. Banyak siswa langsung percaya karena reputasi Abu sebelumnya yang sering jahil. Abu membantah dengan keras, bahkan sampai menangis karena ia tidak merasa mengambilnya.

Namun, tidak ada yang membelanya. Bu Ati sebagai wali kelas memercayai tuduhan itu karena mayoritas siswa satu suara menyalahkan Abu. Namun, beliau belum pernah melihat Abu menangis dengan sangat sedih seperti itu sehingga timbul keraguan Abu bukanlah pelakunya. Apa tindakan paling tepat yang sebaiknya dilakukan Bu Ati?

A. Menyampaikan kepada seluruh kelas pentingnya menghindari prasangka dan meminta maaf kepada Abu atas situasi yang terjadi, sambil mengajak kelas membuat kesepakatan bersama untuk saling menghormati.

B. Menggunakan momen ini sebagai pelajaran kelas dengan mengangkat topik "prasangka dan adil" dalam pembelajaran, lalu memberikan contoh sikap yang adil dari pengalaman sehari-hari di kelas.

C. Menasihati seluruh kelas agar lebih berhati-hati menaruh barang pribadi dan tidak menyalahkan orang tanpa bukti, lalu meminta Abu dan teman yang menuduhnya untuk berdamai.

D. Memisahkan Abu dengan teman-teman yang menuduhnya dan memberikan himbauan kepada semua siswa di kelas untuk bersikap jujur dan tidak menuduh orang lain tanpa bukti yang jelas.

E. Menginisiasi sesi mediasi antara Abu dan siswa yang menuduhnya untuk mengetahui kedua sudut pandang, lalu menyampaikan pada kelas bahwa tuduhan harus disertai bukti agar adil untuk semuanya.

Jawaban: E

4. Pak Tara merupakan guru IPS kelas VII. Beliau akan menerapkan pembelajaran berbasis experiential learning untuk materi "Aktivitas Ekonomi MasyaTarat" dengan meminta siswa bekerja dalam kelompok untuk mengamati dan mewawancarai pelaku usaha kecil di sekitar mereka, seperti pedagang kaki lima, penjaja makanan keliling, warung, toko, pasar, dan sebagainya. Kemudian, mereka akan menyusun laporan hasil pengamatan dan wawancaranya, serta mempresentasikannya di kelas.

Kegiatan ini bertujuan mengembangkan pemahaman ekonomi lokal, kerja sama, komunikasi sosial, serta keterampilan seperti empati, tanggung jawab, dan kemampuan presentasi. Namun, saat menjelaskan rencana tersebut, beberapa siswa menyampaikan keberatan karena merasa kegiatan ini terlalu merepotkan dan mempertanyakan mengapa mereka tidak cukup belajar teori di kelas saja. Bagaimana sebaiknya Pak Tara mengatasi situasi ini?

A. Memahami tantangan siswa akan tugas ini, lalu mengganti proyek lapangan dengan kegiatan alternatif seperti penayangan video dokumenter tentang aktivitas ekonomi masyaTarat, lalu meminta para siswa berdiskusi di kelas.

B. Menawarkan dua pilihan kegiatan, yaitu proyek lapangan seperti rencana awal atau tugas alternatif berupa analisis kelompok berkaitan dengan pelaku ekonomi berdasarkan informasi di media sosial, video, ataupun berita.

C. Mendengarkan keluhan-keluhan siswa terkait proyek lapangan, lalu berdiskusi dengan mereka untuk menemukan solusi yang dapat mengatasi keluhan tersebut sambil memotivasi bahwa mereka pasti bisa.

D. Memfasilitasi dialog kelas untuk mendengarkan kendala siswa, lalu menekankan fleksibilitas, misalnya memperbolehkan pengamatan dan wawancara dilakukan di lingkungan terdekat dan waktu yang disepakati kelompok.

Jawaban: D

5. Anda adalah guru IPA SD yang ingin mengajarkan konsep daur ulang dan pengelolaan sampah kepada siswa kelas IV untuk menerapkan experiential learning. Anda merancang proyek "Eco-Project", yang bertujuan untuk mempelajari pengelolaan sampah, pembuatan karya produk daur ulang sederhana dari sampah, dan presentasi hasil karya yang akan ditampilkan dalam pameran. Anda melibatkan guru PTararya, Bahasa Indonesia, dan BK untuk mendukung berbagai aspek proyek, serta melibatkan orang tua untuk mendukung pengumpulan bahan baku dan mengundangnya hadir di pameran.

Namun, muncul keluhan dari guru yang merasa khawatir akan mengganggu jam pelajarannya. Selain itu, siswa dan orang tua juga mengeluh karena harus mengumpulkan barang daur ulang dari rumah dan orang tua merasa terbebAti harus membantu kegiatan ini di tengah kesibukan, sementara anak- anak dianggap belum mampu mengerjakan tugas ini secara mandiri. Bagaimana Anda mengatasi situasi ini?

A. Mengalihkan kegiatan proyek menjadi pembelajaran interaktif di kelas, seperti penayangan video, diskusi, dan penjelasan guru tentang daur ulang dan pengelolaan sampah.

B. Mengurangi cakupan proyek dengan kegiatan daur ulang sampah dari barang-barang yang dapat ditemui di sekolah sehingga siswa tidak perlu membawa barang dari rumah.

C. Tetap melaksanakan proyek ini sesuai dengan rencana dan menjelaskan kembali tujuan kegiatan ini serta meyakinkan orang tua mengenai manfaat yang akan siswa peroleh.

D. Melakukan diskusi dengan perwakilan orang tua siswa dan guru untuk memahami kesulitan dan mendapatkan solusi yang saling mendukung agar proyek dapat berjalan.

Jawaban: D

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkini