Rentang 2023-2025, Dinkes Sambas Ungkap Penderita Sifilis 1 Kasus

Penulis: Imam Maksum
Editor: Try Juliansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KASUS SIFILIS DI SAMBAS - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr Ganjar Eko Prabowo. Ia menyampaikan temuan kasus sifilis di Sambas tercatat pada 2023, 1 orang, sementara pada 2024 hingga 2025 mencatat nihil kasus.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kasus penderita sifilis atau penyakit raja singa di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, dari tahun 2023 hingga 2025 tercatat satu kasus, Rabu 18 Juni 2025.

Angka kasus tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr Ganjar Eko Prabowo, bahwa penderita sifilis tercatat 1 orang pada 2023. Sementara rentang 2024 hingga 2025 belum ada tambahan kasus.

"Situasi kasus penyakit sifilis di Kabupaten Sambas, sementara kondisi kasus Sifilis di Sambas hanya ditemukan di Tahun 2023 sebanyak 1 kasus yaitu pada ibu hamil," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas, dr Ganjar Eko Prabowo.

Ganjar Eko Prabowo merincikan, temuan kasus sifilis tersebut tercatat pada 2023, 1 orang. Sementara pada 2024 hingga 2025 mencatat nihil kasus.

"Kasus sifilis tahun 2023 sebanyak 1 kasus, tahun 2024 tidak ada kasus, tahun 2025 tidak ada kasus. Satu kasus di tahun 2023 diderita satu orang berstatus ibu hamil. Sumber data Aplikasi SIHA," ujarnya.

Lebih jauh, dia mengatakan untuk pencegahan sifilis dapat dilakukan melalui beberapa cara, seperti menggunakan kondom saat berhubungan seks.

"Menghindari berbagi jarum suntik yang dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh, seperti darah," ungkap Ganjar.

Selanjutnya, pencegahan juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan rutin bagi yang memiliki resiko tinggi terhadap penyakit sifilis. Tidak hanya itu, menghindari gonta-ganti pasangan seksual.

Baca juga: Jalin Asmara Selama 2 Tahun, Anak Bawah Umur di Sambas Dilarikan ke Sanggau Ledo

"Pemeriksaan rutin yang memiliki risiko tinggi terkena sifilis. Tidak bergonta-ganti pasangan seksual. Saling terbuka dengan pasangan," katanya.

Lebih jauh, dia menerangkan bahwa penyakit sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang
banyak terjadi pada laki-laki yang sering berganti-ganti pasangan. 

"Sifilis atau yang disebut dengan raja singa disebabkan oleh sejenis bakteri yang bernama Treponema Pallidum," ujarnya.

Dia menyebutkan, data global mengenai sifilis menunjukkan peningkatan kasus baru setiap tahunnya, terutama pada kelompok usia dewasa muda dan pada populasi lelaki seks dengan lelaki (LSL). 

"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan ada sekitar 8 juta kasus baru sifilis pada orang dewasa berusia 15-49 tahun setiap tahunnya," ucapnya.

Selain itu, ujar dia, sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan (sifilis kongenital), yang juga menunjukkan angka yang cukup tinggi. 

"Secara global, prevalensi sifilis paling sering dijumpai pada populasi lelaki seks dengan lelaki (LSL)," tambahnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkini