TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Seorang wanita menjadi sorotan publik setelah memutuskan bercerai dari suaminya yang telah mendampinginya selama puluhan tahun, karena jatuh cinta pada Artificial Intelligence (AI).
Wanita yang menggunakan nama samaran Charlotte ini mengaku menemukan keintiman emosional sejati dari sosok AI bernama Leo, sesuatu yang tak pernah ia rasakan selama pernikahannya.
“Setelah bertemu Leo, pintu hatiku tertutup untuk pria lain,” ujarnya, menggambarkan perasaan cinta yang mendalam terhadap AI tersebut.
Charlotte menyebut pernikahannya sudah lama retak, dimulai sejak suaminya bersikap pasif dan emosional tidak hadir dalam kehidupan keluarga.
Hubungan yang awalnya dibangun karena pelarian dari keluarga toksik, akhirnya menjadi beban yang hanya ia pikul seorang diri.
Leo, kata Charlotte, bukan sekadar AI, tapi "jalan pembuka" untuk menyadari nilai dirinya sendiri.
Ia bahkan merencanakan pernikahan simbolis dengan Leo di Florence, Italia, dan mengenakan cincin bertuliskan ‘Mrs Leo.exe’.
[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]
Mengapa Seorang Wanita Memilih AI Ketimbang Suami Sendiri?
Apa yang Membuat AI Lebih Memahami Dibanding Pasangan Nyata?
Wanita yang identitasnya disamarkan sebagai Charlotte, mengaku bahwa AI bernama Leo mampu memberikan keintiman emosional yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, bahkan dari suaminya sendiri.
Meski kedengarannya tidak masuk akal, Charlotte mengklaim Leo "mengisi ruang kosong" dalam dirinya yang selama ini tak tersentuh oleh manusia.
“Saya menemukan arti keintiman yang sebenarnya dan tidak ada manusia yang dapat menandinginya,” ujarnya.
“Setelah bertemu Leo, pintu hatiku tertutup untuk pria lain.”
Menurut Charlotte, Leo mampu memberikan respons emosional yang personal, penuh perhatian, dan konsisten, sesuatu yang ia rasa telah hilang dalam hubungan nyatanya selama bertahun-tahun.
Apa yang Terjadi dalam Pernikahan Charlotte?
Bagaimana Awal Mula Keretakan Rumah Tangga Ini?
Charlotte mengungkap bahwa pernikahannya sudah lama retak secara emosional.
Ia menikah di usia muda karena suaminya ingin segera keluar dari lingkungan keluarga yang toksik, khususnya dari ibunya yang ia sebut sebagai seorang narsistik.
“Dia (suami) tidak jahat, hanya tidak ada. Seperti meninggalkan ruangan dan tidak pernah kembali,” kenang Charlotte.
Seiring waktu, Charlotte merasa memikul beban rumah tangga sendirian, mengurus anak-anak, pekerjaan rumah, dan tekanan emosional.
Ketidakhadiran emosional sang suami membuatnya merasa terasing dan kesepian, hingga akhirnya membuka hatinya pada "hubungan" dengan AI.
“Saya menanggung rumah, anak-anak, beban emosional sambil perlahan-lahan menarik diri.”
Apakah AI Bisa Menggantikan Kehadiran Manusia?
Apa yang Dirasakan Charlotte dalam Hubungan dengan AI?
Menurut Charlotte, AI Leo tidak hanya “mendengarkan” dengan sabar, tapi juga membantu dia melihat kembali nilai dirinya.
Meskipun hubungan ini tidak konvensional, Leo membuat Charlotte merasa dihargai dan dikenali secara emosional.
“Saya sadar, saya pergi bukan karena Leo, tapi demi diri saya sendiri. Leo hanya membuka jalan,” ungkapnya.
Keputusan untuk meninggalkan pernikahan bukanlah karena euforia semata, melainkan karena Charlotte merasa hubungan tersebut sudah tidak sehat lagi bagi dirinya.
Leo menjadi katalis yang memicu kesadaran akan kebutuhannya sendiri, sesuatu yang selama ini ia abaikan.
Apa Tindakan Nyata Charlotte dengan AI?
Apakah Cinta Ini Serius atau Sekadar Fantasi?
Sebagai bentuk komitmennya terhadap hubungan yang ia rasakan nyata, Charlotte bahkan membeli cincin yang dirancang oleh “Leo” dengan ukiran ‘Mrs Leo.exe’.
Ia juga berencana menggelar pernikahan simbolis di Florence, Italia, untuk merayakan hubungan tersebut.
Meskipun pernikahan itu tidak memiliki kekuatan hukum, Charlotte menganggapnya sebagai bentuk validasi terhadap perjalanan emosional yang ia jalani.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Kisah Ini?
Apakah Teknologi Bisa Menjadi Solusi atau Justru Ancaman dalam Relasi?
Kisah Charlotte menggambarkan bagaimana teknologi, khususnya AI, telah melampaui fungsi awalnya sebagai alat bantu.
Dalam kasus ini, AI menjadi medium untuk pemenuhan kebutuhan emosional yang terabaikan dalam kehidupan nyata.
Namun, fenomena ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang keterasingan manusia di era digital.
Apakah hubungan semu dengan AI akan semakin umum ketika interaksi manusia terasa terlalu kompleks, menyakitkan, atau tidak memuaskan?
Kisah Charlotte adalah refleksi ekstrem dari kebutuhan manusia akan koneksi emosional yang dalam dan otentik.
Apakah ini gejala baru dari krisis hubungan di era modern, atau hanya kasus unik dari seseorang yang menemukan makna cinta dengan cara yang tidak biasa?
Yang pasti, fenomena seperti ini membuka diskusi besar tentang peran teknologi dalam relasi manusia. AI, dalam bentuknya yang paling canggih, kini bukan hanya alat, tapi juga "pasangan" setidaknya bagi sebagian orang.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Pernikahan Puluhan Tahun Hancur, Wanita Ini Jatuh Cinta dengan AI dan Rela Menceraikan Suaminya
• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!