Pedagang Empek-empek dan Cilok Ayam di Singkawang Berhasil Bangkit dari Pandemi Covid-19

Penulis: Widad Ardina
Editor: Try Juliansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putri, anak pemilik usaha dagangan empek-empek dan cilok ayam di Kota Singkawang sedang menggoreng empek-empek. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Pada masa pandemi covid-19 hampir seluruh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) banyak mengalami pasang surut.

Hal yang serupa pun dialami oleh Agus Wahyudi, Penjual Empek-empek dan cilok ayam di Kota Singkawang.

Saat dijumpai Tribun Pontianak, sang Anak, Putri yang tengah sibuk melayani pembeli bercerita, dulu disaat covid-19, sekitar pada tahun 2021 sempat berhenti berjualan.

Namun pada tahun 2022 berhasil bangkit dan kembali berjualan hingga sekarang. Putri mengatakan walaupun mengalami serpak terjal, akan tetapi usaha dagangan orangtuanya dapat bertahan sampai 5 tahun.

"Pas covid itu tidak terlalu lancar, terus sempat berhenti jualan. Cuma habis covid, 2022 itu lanjut lagi," katanya bercerita sambil mengoreng empek-empek, Sabtu 21 September 2024.

Baca juga: KPU Singkawang Gelar Rakor dan Sosialisasi Tahapan Kampanye Pilkada 2024

Lalu untuk lokasinya, dikatakan Putri biasanya kalau diwaktu pagi sang ayah akan berjualan di sekitar sekolah-sekolah.

Kemudian kalau diwaktu siang, ia akan bergantian dengan ayahnya berjualan di Jalan P. Diponegoro, depan SMP Bruder Singkawang hingga sore.

"Kalau pagi biasanya bapak jualan di sekolah-sekolah. Lalu dari siang jam 1 sampai 6 sore," ucapnya.

Kemudian untuk harganya pun bervariasi. Putri mengatakan karena menyesuaikan dompet anak-anak sekolah, sehingga harga empek-empek dan cilok dikisaran mulai dari harga seribuan.

"Harganya bervariasi, soalnya anak sekolah itu tidak tentu. Tergantung harga-hargnya sesuai kocek anak sekolah," katanya.

Satu empek-empek perbijinya dihargai seribu rupiah, sedangkan cilok tiga biji dihargai seribu rupiah.

Kemudian Putri mengatakan rintangan saat membantu ayahnya berjualan, apalagi disaat covid juga sempat mencoba untuk menjual gorengan sosis dan es jagung.

Namun tidak bertahan lama, akhirnya tetap kembali menjualkan empek-empek dan cilok ayam lagi. Kata Putri, karena minat pembelinya lebih banyak.

"Nyoba-nyoba jualan baru. Cuma agak kurang jadi balik lagi ke jualan pempek dan cilok ayam, karena minatnya juga lumayan," ucapnya.

Bahan-bahan luar empek-empek terbuat dari tepung terigu, dan kanji yang diaduk lalu untuk isinya telur ayam. Kemudian digoreng, dan dimakan dengan siraman kuah cuka dari gula merah.

Rasa empek-empek yang gurih dan renyah dicampur dengan kuah cuka membuat rasanya semakin enak. Dalam waktu sebulan pendapatan yang diperoleh bisa mencapai Rp 2 juta hingga Rp 3 juta. (*)

Informasi Terkini Tribun Pontianak Kunjungi Saluran WhatsApp

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini

Berita Terkini