Berita Viral

Program Langit Biru Tahap II, Pertamina Mengkaji BBM Subsidi Dinaikkan dari RON 90 ke RON 92

Editor: Rizky Zulham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengendara mengisi BBM di SPBU belum alama ini.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Wacana penghapusan BBM jenis Pertalite sempat mencuat pada akhir Agustus 2023.

Penghapusan Pertalite diusulkan oleh PT Pertamina (Persero) dilakukan pada 2024 dan digantikan dengan Pertamax Green 92.

Adapun Pertamax Green 92 merupakan BBM hasil percampuran Pertalite dengan 7 persen etanol atau E7.

Terkait kelanjutan wacana tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral  Arifin Tasrif mengatakan, pihaknya tak mempermasalahkan jika usulan itu direalisasikan, asalkan Pertamina memang bisa menghasilkan produk BBM tanpa ada beban tambahan.

“Ya kalau memang bisa disediakan dengan tidak ada beban tambahan, boleh saja,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin 15 Januari 2024 seperti dilansir dari Kompas.com.

Sebelumnya Direktur Utama PT Pertamina Persero, Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya sedang mengkaji menaikkan angka oktan dari Pertalite atau BBM RON 88  ke RON 92.

Bensin RON 92 ini merupakan campuran dari etanol 7 persen (E7).

Hasil pencampuran bensin dengan kandungan 7 persen dari tetesan tebu ini akan menghasilkan produk baru yakni Pertamax Green 92.

Dikutip dari Kompas.com, program Langit Biru mendorong peningkatan oktan BBM secara bertahap.

Pada tahap pertama telah dilakukan sejak dua tahun lalu penghapusan BBM RON 88 alias Premium menjadi BBM RON 90 alias Pertalite.

Kini pada tahap kedua diusulkan untuk mengganti BBM RON 90 alias Pertalite menjadi BBM RON 92 alias Pertamax.

Harga BBM Pertalite dan Solar Terbaru Februari 2024 di SPBU Seluruh Indonesia

Jika usulan ini disetujui pemerintah, maka Pertalite digantikan dengan Pertamax Green 92.

"Program Langit Biru tahap dua, di mana BBM subsidi kita naikan dari RON 90 ke RON 92," ujar Nicke dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Rabu 30 Agustus 2023.

Namun peralihan ke Pertamax Green 92 masih menjadi kajian internal Pertamina.

Halaman
12

Berita Terkini