Kunci Jawaban

Makna Tari Berdasarkan Kajian Tekstual, Rangkuman Materi Seni Tari Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka

Penulis: Dhita Mutiasari
Editor: Dhita Mutiasari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makna Tari Berdasarkan Kajian Tekstual, Rangkuman Materi Seni Tari Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Inilah rangkuman materi Seni Tari Kurikulum Merdeka untuk Kelas 10 SMA / SMK / MA sederajat Unit Pembelajaran 2 Manafsirkan Makna Tari Kegiatan Pembelajaran 1 Makna Tari Berdasarkan Kajian Tekstual.

Rangkuman materi Seni Tari ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan belajar di sekolah dan di rumah.

Ada juga  link download materi Seni Tari Kurikulum Merdeka untuk Kelas 10 SMA / SMK / MA semester 1 hingga 2.

Berikut ini pembahasan materi Unit Pembelajaran 2 Manafsirkan Makna Tari Kegiatan Pembelajaran 1 Makna Tari Berdasarkan Kajian Tekstual Kelas 10 SMA / SMK / MA  di antaranya:

Menganalisis Makna Tari Berdasarkan Elemen Properti, Materi Seni Tari Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka

Kegiatan pembelajaran 1 unit 2, peserta didik masih mempelajari materi yang mencakup makna tari. namun pada kegiatan unit 2 ini, materi yang dirancang dapat membantu memperdalam makna tari secara tekstual.

A. Deskripsi Materi

Makna Tari Berdasarkan Kajian Tekstual

Tari dapat dikaji secara luas, artinya dalam melihat seni tari tidak hanya sekedar melihat gerak tubuh dan mendengarkan alunan musik saja, melainkan tari perlu dilihat secara lebih utuh dan lengkap berdasarkan pendekatan tekstual dan kontekstual.

Terdapat beberapa tahapan yang dapat dilakukan untuk mengetahui makna tari berdasarkan kajian tekstual. Tahapan tersebut adalah proses mengamati semua unsur atau elemen dalam tari yang tampak oleh indera, tidak hanya elemen pokok berupa penari ataupun gerak tari, tetapi dengan mengamati juga seluruh elemen pendukungnya.

Makna Tata Busana dan Tata Rias dalam Tari, Materi Seni Tari Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka

1. Mengamati penari sebagai pelaku pertunjukan

Penari sebagai pelaku tari merupakan objek yang bisa diamati secara tekstual.

Makna tari berdasarkan kajian tekstual dapat diamati dalam beberapa kategori, antara lain penari berdasarkan jenis kelamin, penari berdasarkan usia, penari berdasarkan jumlah penari dalam pertunjukan atau ciri-ciri dan kriteria khusus fisik penari.

Dalam kepercayaan masyarakat suatu daerah, terdapat beberapa pertunjukan tari yang tidak lazim dibawakan oleh jenis kelamin tertentu.

Contoh tari yang pada pertunjukannya terikat dengan gender adalah tari Bedhaya Ketawang, yaitu tari klasik yang ditampilkan dalam lingkungan kasunanan Surakarta yang hanya boleh dilakukan oleh perempuan. Hal itu karena berkaitan dengan makna perempuan sebagai penyeimbang dan sumber dalam kehidupan.

Kategorisasi penari yang menggambarkan makna berdasarkan kategorisasi usia, contohnya tari Tarawangsa dalam upacara Ngalaksa di desa Rancakalong, Sumedang. Penari yang berumur lanjut atau menopause melambangkan kematangan diri dan orang yang paling dekat menuju Sang Maha Pencipta, sehingga dalam tarian ini tidak dapat digantikan oleh remaja karena kesakralan tariannya tidak akan tercapai.

Selanjutnya makna tari terikat pada kategori berdasarkan jumlah penari. Secara tekstual bilangan ganjil genap memiliki makna tersendiri yang erat kaitan dengan kepercayaan masyrakat. Angka 1, 3, 5, 7 dan 9 biasanya terdapat pada tari-tarian upacara yang bersifat sakral.

2. Mengamati Gerak

Gerak terdiri dari ruang, tenaga dan waktu. Seperti materi yang telah dijelaskan pada unit 1, desain gerak, tempo dan tenaga memiliki kaitan dengan makna tari. Tari dengan gerak, tempo lambat dan ruang yang sempit memiliki makna yang umumnya menceritakan tentang kesedihan, sedangkan gerak dengan tempo cepat, tenaga yang kuat, serta ruang yang lebar mengandung makna kebebasan. Mengamati elemen gerak tari merupakan bagian paling utama dalam menganalisis makna tari berdasarkan kajian tekstual, karena melalui gerak kita dapat melihat rangkaian isi cerita yang disampaikan, baik melalui gerak murni maupun maknawi.

3. Mengamati Musik

Musik iringan tari dalam kajian tekstual adalah memahami makna musik iringan tari dari aspek tempo, volume dan dinamika untuk membantu penciptaan suasana. Misalnya tempo yang lambat dengan volume kecil atau samar melambangkan suasana yang khusuk dan hening, sedangkan musik dengan tempo cepat dapat menggambarkan kecerian.

4. Mengamati Tata Rias, Busana dan Properti

Tata rias, busana, properti maupun aksesori merupakan elemen yang dapat dianalisis berdasarkan bentuk, warna, dan material atau bahan bakunya.

Contoh untuk melambangkan karakter jahat seperti buto (raksasa), bentuk pakaiannya bisa dibuat sedemikian rupa dengan desain celana pendek hitam, badan diberi riasan cat/body painting dengan warna hijau, tata rias wajah dapat menggunakan tata rias fantasy, aksesori kepala berupa rambut palsu yang materialnya kasar sehingga rambut terkesan kusut. Desain rias, busana
dan properti seperti ini ingin menunjukan karakter tokoh Buto (raksasa) yang seram. Contoh lainnya, desain baju dengan gaun selendang yang menjuntai, kain dengan corak khusus dihiasi taburan prada atau payet, dan tata rias korektif, mengandung makna tekstual bahwa koreografer ingin menampilkan tokoh putri yang memiliki karakter lemah lembut.

5. Mengamati Tata Pentas dan Penonton

Tata pentas tidak selalu berarti panggung atau stage. Tempat pertunjukan dapat berupa tempat alaminya sesuai dengan fungsi tari nya. Pentas dengan keadaan panggung sesuai dengan kejadian alaminya, biasanya dilaksanakan untuk pementasan jenis koreografi lingkungan. Pada tarian tradisional yang erat kaitannya dengan upacara sedekah laut biasanya dipertunjukkan di
pesisir pantai.

Tata pentas biasanya dilengkapi dengan setting maupun dekorasi.

Setting adalah segala peralatan di atas pentas untuk mendukung konsep tari. Dekorasi adalah segala peralatan di atas pentas yang fungsinya untuk memperindah panggung.

Posisi duduk penonton dan keterlibatan penonton sebagai pelaku seni memiliki hubungan yang erat dengan makna tari yang ingin ditampilkan.

Pada tari-tari ritual, posisi penonton tidak ada batas dengan penari, penonton terkadang menjadi bagian dari pelaku upacara.

Contoh lain pada tari-tari yang dipentaskan di Keraton. Letak tempat duduk penonton lebih tinggi dari pentas dan terdapat batas jarak dengan pelaku seni, letak penonton tersebut memiliki makna bahwa tarian tersebut dipertunjukan untuk menghormati orang yang kedudukannya lebih tinggi, misalnya sosok tetua adat, pejabat atau raja.

Selengkapnya materi  Seni Tari Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka Semester ganjil dan genap adalah sebagai berikut:

Unit Pembelajaran 1

- Berkenalan Dengan Makna Tari

- Definisi, Fungsi, Gerak Tari

- Elemen Musik

- Tata Busana

- Tata Rias

- Elemen Properti

Unit Pembelajaran 2

- Menafsirkan Makna Tari

-Kajian Tekstual, Kontekstual

- Tari Tradisi Indonesia 

- Tari Non Indonesia

Unit Pembelajaran 3

- Berkreasi Tari dari Karya Seni Bentuk Lain

- Menentukan Judul

- Rangsangan Visual

- Rangsangan Audio

- Menetukan Tata Rias

- Menentukan Properti Tari dan Membuat Karya Tari

Unit Pembelajaran 3

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 1

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 2

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 3

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 4

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 5

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 6

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 7

Unit Pembelajaran 4

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 1

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 2

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 3

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 4

Prosedur Kegiatan Pembelajaran 5

Untuk link download Buku Seni Tari Kurikulum Merdeka Kelas Kelas 10 SMA sederajat, dapat diunduh pada link berikut ini

-       Buku Siswa dan Guru Seni Tari Kurikulum Merdeka Kelas 10 SMA Sederajat Kurikulum Merdeka Download Di Sini

Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW DI SINI

Cek Informasi Tentang Kunci Jawaban Lainnya Disini

(*)

 

 

 

Berita Terkini