TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Simaklah materi dan kunci jawaban IPA Kelas 11 SMA yang bersumber dari buku Kemendikbud.
Kamu juga bisa ikuti kunci jawaban mata pelajaran lainnya di >> Tribun Pontianak <<
Ada banyak kisi- kisi dan soal serta kunci jawabannya untuk latihan di rumah, bagi siswa Kelas 11 SMA berbasis Kurikulum Merdeka.
Siswa bisa mempelajari soal Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) berikut ini agar lebih memudahkan dalam mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan.
Pada materi pelajaran IPA Kelas 11 SMA, di Halaman 46 siswa akan belajar tentang Latihan 2.13, Bab 2. Pergerakan Zat melalui Membran Sel.
Yuk langsung saja kita simak kunci jawaban dan juga materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 11 SMA halaman 46 berikut ini :
• Kunci Jawaban dan Soal IPA Kelas 11 SMA Halaman 46 Kurikulum Merdeka: Pergerakan Zat
Aktivitas 2.13
Berdasarkan Gambar 2.9 diskusikan dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Bandingkan konsentrasi oksigen di dalam alveolus dan sel darah merah di dalam pembuluh kapiler, manakah yang konsentrasi oksigennya lebih tinggi?
2. Bandingkan konsentrasi karbon dioksida di alveolus dan dalam sel darah merah dalam pembuluh kapiler, manakah yang konsentrasi karbon dioksidanya lebih tinggi?
3. Bagaimana perpindahan atau pergerakan oksigen dan karbondioksida?
4. Apakah yang akan terjadi jika pertukaran oksigen dan karbon dioksida di alveolus dan kapiler darah tersebut terganggu?
Faktor apa sajakah yang dapat menyebabkan gangguan pertukaran oksigen dan karbon dioksida? Perkuat pendapat
Kalian dengan penjelasan konsep dari literatur/bahan bacaan yang tersedia.
Jawaban:
1. Jumlah Oksigen di dalam alveolus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah Oksigen di dalam pembuluh darah.
Ketika kita mempertimbangkan pertukaran oksigen antara alveolus (bagian ujung paru-paru) dan pembuluh darah kapiler, kita dapat melihat perbedaan konsentrasi oksigen antara dua tempat ini. Konsep ini terkait dengan hukum difusi yang mengatur pergerakan partikel dari daerah konsentrasi yang lebih tinggi ke daerah konsentrasi yang lebih rendah.
Dalam alveolus, udara yang dihirup mengandung oksigen yang relatif lebih kaya. Oleh karena itu, konsentrasi oksigen di dalam alveolus lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi oksigen di dalam pembuluh darah. Ketika oksigen yang terkandung dalam udara alveolus berada dalam kontak dengan pembuluh darah kapiler yang melintasi dinding alveolus, proses difusi akan terjadi.
Molekul-molekul oksigen di alveolus, yang memiliki konsentrasi yang lebih tinggi, akan bergerak melintasi membran tipis alveolus dan pembuluh darah menuju pembuluh darah. Tujuannya adalah untuk mencapai kesetimbangan konsentrasi antara oksigen di dalam alveolus dan oksigen di dalam pembuluh darah. Oleh karena itu, oksigen akan berdifusi dari alveolus ke dalam pembuluh darah.
Proses ini sangat penting dalam pernapasan dan memberikan oksigen yang diperlukan oleh sel-sel dalam tubuh kita. Oksigen yang masuk ke dalam pembuluh darah ini akan dibawa oleh sel-sel darah merah ke seluruh tubuh, di mana ia akan digunakan dalam proses metabolisme selular. Sebaliknya, karbon dioksida, produk limbah dari metabolisme, akan berdifusi dari pembuluh darah ke dalam alveolus untuk kemudian dikeluarkan saat kita bernapas.
Dengan demikian, perbedaan konsentrasi oksigen antara alveolus dan pembuluh darah memungkinkan terjadinya proses difusi yang esensial untuk pertukaran gas yang mendukung fungsi normal tubuh kita.
• Kunci Jawaban dan Soal IPA Kelas 11 SMA Halaman 18 19 Kurikulum Merdeka
2. Konsentrasi Karbon dioksida di dalam kapiler darah lebih banyak dibandingkan di dalam alveolus.
Karbon dioksida adalah produk samping dari berbagai proses metabolik dalam tubuh. Ketika darah mengalir melalui pembuluh kapiler yang melewati jaringan tubuh, karbon dioksida yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh akan diangkut oleh darah dan menghasilkan peningkatan konsentrasi karbon dioksida dalam kapiler darah. Konsentrasi karbon dioksida di kapiler darah menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi di dalam alveolus.
Selama pertukaran gas di paru-paru, oksigen yang dihirup masuk ke alveolus, dan karbon dioksida yang terlarut di dalam darah akan berdifusi dari darah ke dalam alveolus. Hal ini terjadi karena konsentrasi karbon dioksida yang lebih tinggi di kapiler darah mendorong proses difusi dari daerah konsentrasi yang lebih tinggi (darah) menuju daerah konsentrasi yang lebih rendah (alveolus).
Ketika kita bernapas, karbon dioksida yang terkumpul dalam alveolus akan dikeluarkan dari tubuh melalui udara yang kita hembuskan. Ini adalah mekanisme yang penting untuk menghilangkan karbon dioksida, yang jika terakumulasi dapat berpengaruh pada pH darah dan keseimbangan asam-basa.
Pertukaran gas ini memainkan peran vital dalam menjaga keseimbangan kimiawi tubuh dan memastikan pasokan oksigen yang cukup untuk fungsi sel-sel tubuh. Oleh karena itu, perbedaan konsentrasi karbon dioksida antara kapiler darah dan alveolus adalah bagian penting dari mekanisme pernapasan dan pertukaran gas dalam tubuh manusia.
• Kunci Jawaban IPA Kelas 11 SMA Halaman 11 Kurikulum Merdeka : Kegiatan Praktikum
3. Terjadi pergerakan Oksigen dari alveolus menuju pembuluh darah kapiler dan terjadi pula perpindahan karbondioksida dari pembuluh kapiler menuju alveolus.
Pertukaran ini melibatkan pergerakan oksigen dari alveolus (bagian ujung paru-paru) menuju pembuluh darah kapiler dan perpindahan karbon dioksida dari pembuluh kapiler menuju alveolus.
Pergerakan Oksigen dari Alveolus ke Pembuluh Kapiler: Oksigen dalam udara yang kita hirup masuk ke alveolus di akhir bronkiolus paru-paru. Dalam alveolus, oksigen ini akan berdifusi melintasi membran tipis alveolus dan membran kapiler darah yang berdekatan. Proses ini terjadi karena konsentrasi oksigen di dalam alveolus lebih tinggi daripada konsentrasi di dalam kapiler darah. Oksigen akan diangkut oleh sel-sel darah merah melalui hemoglobin, membentuk oksihemoglobin. Kemudian, darah ini akan dibawa oleh pembuluh darah kapiler menuju seluruh tubuh, di mana oksigen akan dilepaskan dari oksihemoglobin untuk digunakan dalam proses metabolisme seluler.
Perpindahan Karbon Dioksida dari Pembuluh Kapiler ke Alveolus: Selama sirkulasi, karbon dioksida yang dihasilkan oleh sel-sel tubuh akan diangkut oleh darah dan masuk ke dalam pembuluh darah kapiler. Konsentrasi karbon dioksida dalam darah kapiler menjadi lebih tinggi daripada konsentrasi di dalam alveolus. Oleh karena itu, karbon dioksida akan berdifusi melalui membran kapiler dan alveolus, masuk ke dalam alveolus. Selama kita bernapas, karbon dioksida yang terkumpul di alveolus akan dikeluarkan dari tubuh melalui proses pernapasan.
Proses ini menggambarkan pentingnya pertukaran gas dalam memastikan pasokan oksigen yang cukup ke seluruh tubuh untuk proses metabolisme serta penghilangan karbon dioksida, yang merupakan produk limbah dari metabolisme. Pertukaran gas ini memungkinkan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan asam-basa dan menjaga fungsi seluler yang optimal.
• Kunci Jawaban dan Soal IPA Kelas 11 SMA Halaman 6 Kurikulum Merdeka : Menjelajah Sel
4. Maka proses respirasi akan terganggu atau tidak berjalan dengan baik, hal ini akan berdampak pada proses respirasi atau metabolisme sel. Akibatnya, proses pembentukan atp dapat terganggu. Faktor yang menyebabkan terjadinya gangguan pertukaran adalah penyakit atau gangguan pada sistem respirasi.
Proses respirasi, yang mencakup pertukaran gas di paru-paru dan produksi energi dalam bentuk ATP (adenosine triphosphate), sangat krusial bagi kelangsungan hidup dan fungsi seluruh organisme. Gangguan dalam pertukaran gas atau sistem respirasi dapat memiliki dampak serius pada proses respirasi dan metabolisme sel.
Ketika terjadi gangguan pada sistem respirasi, seperti gangguan pernapasan atau penyakit pernapasan, beberapa hal dapat terjadi:
Kurangnya Oksigen: Gangguan pernapasan dapat mengakibatkan kurangnya pasokan oksigen ke dalam tubuh. Ini akan menyebabkan penurunan ketersediaan oksigen yang dibutuhkan oleh sel-sel untuk menghasilkan energi melalui respirasi aerobik. Proses respirasi aerobik sangat bergantung pada oksigen sebagai akseptor akhir elektron dalam rantai transpor elektron, yang memungkinkan produksi ATP secara efisien. Kurangnya oksigen dapat menghambat proses ini.
Peningkatan Karbon Dioksida: Gangguan pernapasan juga dapat mengakibatkan penumpukan karbon dioksida dalam darah. Karbon dioksida yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan pH darah dan menghambat transport oksigen dalam darah. Dalam jangka panjang, peningkatan karbon dioksida dalam darah dapat mengganggu kerja sistem saraf dan kardiovaskular.
Gangguan Pembentukan ATP: Kekurangan oksigen atau peningkatan karbon dioksida dapat memengaruhi fungsi mitokondria dalam sel, tempat utama di mana ATP dihasilkan melalui respirasi. Gangguan pada respirasi aerobik akan mengakibatkan produksi ATP yang tidak efisien, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi fungsi seluler dan proses metabolisme.
Kerusakan Jaringan: Kurangnya oksigen dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan tubuh, terutama pada organ-organ vital seperti otak dan jantung, yang sangat membutuhkan pasokan oksigen yang cukup untuk berfungsi dengan baik.
Oleh karena itu, gangguan dalam pertukaran gas atau sistem pernapasan dapat mengakibatkan gangguan pada proses respirasi dan metabolisme sel. Keseimbangan yang baik dalam pertukaran gas sangat penting untuk menjaga fungsi tubuh yang optimal dan produksi energi yang cukup untuk seluruh aktivitas biologis.
Catatan :
Pada kunci jawaban IPA Kelas 11 SMA yang ada di artikel ini belum pasti kebenarannya dan hanya merupakan referensi.
Simaklah kunci jawaban lainnya di berbagai sumber yang terpercaya guna menambah wawasan dan edukasi siswa.
(*)
Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News