Kasus DBD yang Dirawat di RSUD Soedarso Pontianak Didominasi Anak-Anak, Hingga Oktober 702 Kasus

Penulis: Anggita Putri
Editor: Try Juliansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur RSUD Soedarso Pontianak, Hary Agung Tjahyadi saat diwawancarai di RSUD Soedarso Pontinak, Rabu 1 November 2023.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Direktur RSUD Soedarso Pontianak, Hary Agung Tjahyadi menyampaikan sejak Januari, sampai 31 Oktober 2023.

RSUD Soedarso telah menangani sebanyak 702 pasien Penyakit DBD.

Adapun dari 702 kasus DBD yang ditangani di RSUD Soedarso tersebut. Diantaranya pasien berasal dari Kota Pontianak sebanyak 305 orang, pasien dari Kubu Raya 302 orang, Mempawah 41 orang, Landak 11 orang, Ketapang 10 orang dan daerah lainnya dari luar Provinsi Kalbar.

Hary menyampaikan dari 702 kasus DBD yang dirawat di RSUD Soedarso ini, didominasi pada kelompok usia 5 – 14 tahun.

“Jadi penyakit DBD ini ditemukan pada anak laki-laki berusia 14 tahun sebanyak 203 orang, dan 185 kasus pada anak perempuan. Dengan total pada kelompok usia 5-14 tahun sebanyak 388 kasus,”ujar Hary saat ditemui di RSUD Soedarso Pontianak, Rabu 1 November 2023.

Kelompok berikutnya, yang tinggi resiko penyakit DBD dirawat di RSUD Soedarso Pontianak juga ditemukan pada kelompok usia 1-4 tahun, yakni pada laki- laki 78 orang, perempuan 86 orang. Dengan total kasus DBD pada usi 1-4 tahun sebanyak 184 orang.

Baca juga: Kasus DBD di Kalbar Berpotensi Naik di Musim Penghujan, Kadiskes: Pengobatan Spesifik Belum Tersedia

“Namun ternyata pada usia dewasa juga terkena, yakni dari kelompok usia 15-44 tahun. Pada laki laki 60 kasus, Perempuan 56 kasus. Dengan total kasus pada usia 15-44 tahun sebanyak 116 kasus,” ujar Hary.

Sehingga dikatakannya, penyakit DBD ini yang dirawat di RSUD Soedarso sudah lintas usia, namun lebih beresiko kepada kelompok usia anak-anak. Sebab usia tersebut rentan dengan daya tahan tubuh yang lebih rendah, daripada orang yang dewasa.

Berdasarkan data yang ada, perkembangan kasus DBD setiap bulannya yang dirawat di RSUD Soedarso Pontianak yakni per Januari dirawat kasus DBD sebanyak 19 kasus, Februari 11 kasus, Maret 12 kasus, April 12 kasus, Mei 17 kasus, Juni 22 kasus, Juli 93 kasus.

“Jadi memang terjadi kenaikan mulai Juli, dan di Agustus 192 kasus, September 132 kasus. Lalu di Oktober meningkat menjadi 198 kasus. Jadi intinya tetap harus waspada, karena memang terjadi kenaikan mulai bulan Juli lalu. Dan yang betul-betul tinggi pada Agustus, September, Oktober. Artinya yang dirujuk ke RSUD Soedarso masih tinggi akibat DBD,” ujarnya.

Terkait kasus DBD yang memang banyak ditemukan di usia anak-anak. Hary menyampaikan bahwa saat ini kapasitas ruang anak di RSUD Soedarso Pontianak hanya 41 tempat tidur.

“Kalau pun kita tambah hanya bisa sampai 50 tempat tidur. Nah itu tidak cukup karena ada penyakit lain. Kemudian kita buka dilantai 2, dengan menggunakan ruangan jantung terpadu yang belum kita operasionalkan. Lalu kita jadikan ruang anak sementara, sehingga bisa kita tambah 46 tempat tidur, yang memang saat ini penuh terus,” ujarnya.

Dengan kondisi yang ada, Hary menegaskan sebisa mungkin RSUD Soedarso tidak akan menolak pasien. Tentunya dengan berbagai upaya yang dilakukan.

“Kita tak mungkin menolak pasien. Jadi kita upayakan menerima pasien dengan menambah ruangan. Dan tempat tidur pun kita cari dari gudang logistic, yang harusnya berbagi kita usahakan pakai dulu, yang pasti nya bisa digunakan untuk pasien anak,” pungkasnya. (*)

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkini