Seni Rupa

Materi Capaian Pembelajaran Seni Rupa Kelas 2 Kurikulum Merdeka Buku Guru

Penulis: Madrosid
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buku paket panduan Guru Seni Rupa untuk sekolah Dasar.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pembahasan soal buku panduan Guru dalam pelajaran Seni Rupa Kelas 2 Kurikulum Merdeka.

Untuk buku guru terdapat panduan yang sudah dicantumkan dalam buku.

Konsep pelaksanaanya sudah tertera dengan jelas, tujuannya supaya pembelajara berjalan sesuai rencana.

Pada bagaian pembelajaran Seni Rupa juga terdapat apa saja yang harus disampaikan dalam proses belajar mengerjar.

Mulai dari Rasional, tujuan belajar hingga nanti capaian pembelajaran sudah ada.

Tinggal dilaksanakan sesuai urutannya saja sebagai berikut :

Baca juga: Latihan Soal Seni Rupa Kelas 2 SD dan Kunci Jawaban pada Ujian Semester 1 Kurikulum Merdeka

Capaian Pembelajaran Seni Rupa

1. Rasional

Setiap manusia memiliki kemampuan untuk melihat, merasakan dan mengalami sebuah
keindahan. Bahkan berbagai kemungkinan dan potensi dalam hidup dapat diprediksi. Hal
inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya di muka bumi ini. Kepekaan
terhadap keindahan membantu manusia untuk dapat memaknai hidupnya dan menjalani
hidupnya dengan optimal. Melalui pembelajaran seni rupa, kepekaan tersebut dibangun secara
universal, yakni dapat ditangkap oleh mata dan menembus sekat-sekat perbedaan termasuk
perbedaan bahasa.

Semenjak zaman prehistorik, manusia mengandalkan bahasa rupa sebagai perwujudan
sebuah gagasan. Bahkan, tanpa disadari kehidupan manusia tidak luput dari bahasa rupa sebagai
citra yang memiliki daya dan dampak luar biasa dalam menyampaikan pesan, menghibur,
melestarikan, menghancurkan dan menginspirasi hingga kurun waktu tak terhingga.
Pembelajaran seni rupa mengajak siswa Indonesia dapat berpikir terbuka, apresiatif,
empatik, serta menghargai perbedaan dan keberagaman. Selain itu, siswa Indonesia juga
memperoleh pengalaman estetik sebagai hasil proses perenungan dari dalam maupun luar
diri mereka yang dituangkan dalam karya seni rupa. Karya yang mencerminkan emosi dan hasil
pemikiran mereka yang berdampak pada diri, lingkungan maupun masyarakat.

Pembelajaran seni rupa memperlihatkan seni rupa sebagai kekuatan adidaya yang dapat
membentuk sejarah, budaya dan peradaban sebuah bangsa maupun seluruh dunia. Siswa
Indonesia harus menghargai dan melestarikan budaya, terutama budaya Indonesia. Karena
melalui budaya siswa Indonesia akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang dapat
melihat, merasakan dan mengalami sebuah keindahan sehingga dengan kesejahteraan jiwanya
itu, siswa dapat memberikan kemampuan terbaik yang dimiliki dirinya pada lingkungan dan
masyarakat.

Dengan demikian, siswa Indonesia diharapkan mampu menghidupkan dan menyelaraskan
ranah estetika, logika dan etika dalam sebuah kesatuan yang optimal sesuai potensi
kemanusiaannya sebagaimana termaksud dalam Profil Pelajar Pancasila.

Baca juga: Latihan Soal Seni Rupa Kelas 2 SD dan Kunci Jawaban pada Ujian Semester 1 Kurikulum Merdeka

2. Tujuan Belajar Seni Rupa

Pembelajaran seni rupa bertujuan menjadi wahana yang menyenangkan bagi siswa untuk
mengalami bagaimana kreativitas dapat membantu meningkatkan kualitas hidupnya. Melalui
pengalaman belajar yang menyenangkan, relevan, dan dekat secara emosional dengan
kehidupan siswa sehari-hari. Pendidikan Seni Rupa bertujuan menghasilkan siswa yang
antusias untuk terus belajar (life long learner), kreatif, mampu berani mengekspresikan diri, gigih
berusaha, reflektif, bernalar kritis, berkontribusi aktif bagi lingkungannya dan selalu membuat
keputusan dengan tanggung jawab.

Siswa Indonesia yang berkualitas mampu bekerja secara mandiri maupun bekerjasama
dengan orang lain, tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan antar golongan secara
efektif dan efisien.

Kesadaran atas perbedaan sebagai sebuah kewajaran dalam hidup dan memandangnya
sebagai potensi kekuatan merupakan kualitas lainnya yang diharapkan terbentuk dalam diri
siswa Indonesia. Kemampuan mengapresiasi, peka terhadap keindahan yang ada di sekitar diri,
lingkungan, dan masyarakat yang beragam secara global.

Pembelajaran seni rupa juga dapat mempertajam kemampuan siswa Indonesia
dalam melihat, mengenal, merasakan, memahami dan mengalami nilai-nilai estetik guna
menyampaikan maupun merespon sebuah gagasan atau situasi, melihat dan menciptakan
sebuah peluang serta mendayagunakan sumber daya yang dimiliki untuk menyelesaikan
sebuah permasalahan. Sehingga, tujuan dari pembelajaran seni rupa memiliki peran yang
sangat penting sebagai pembentuk siswa Indonesia sesuai profil pelajar Pancasila.

3. Karakteristik Pembelajaran Seni Rupa

Kreativitas siswa Indonesia tumbuh dan berkembang melalui ruang kebebasan siswa
dalam mencari, melihat, mengamati, merasakan dari berbagai sudut pandang, kemudian
membangun pemahaman kembali dan mengembangkannya dalam berbagai gagasan,
proses dan bentuk melalui medium seni rupa.

Kepekaan dan daya apresiasi siswa Indonesia terbentuk melalui pengalaman mencipta,
menikmati, mengetahui, memahami, bersimpati, berempati, peduli dan toleransi
terhadap beragam nilai, budaya, proses dan karya.

Keterampilan siswa Indonesia dalam bekerja artistik berkembang melalui kemampuan
merancang, menggambar, membentuk, memotong, menyambungkan berbagai
medium seni rupa.

Karya seni rupa yang dihasilkan oleh siswa Indonesia memiliki kontribusi yang berdampak
pada diri dan lingkungannya sebagai respon positif dari sebuah permasalahan baik
secara global maupun internasional.

Siswa Indonesia mampu berkolaborasi dan terhubung erat antar keilmuan seni maupun
bidang ilmu lainnya sebagai upaya bersama dalam mencari solusi dalam permasalahan
di berbagai aspek kehidupan.

4. Lima Elemen Landasan Pembelajaran Seni Rupa

Landasan Pembelajaran Seni Rupa memiliki lima elemen/domain yang mandiri dan berjalan
beriringan sebagai kesatuan yang saling mempengaruhi dan mendukung. Setiap
elemen bukanlah sebuah urutan atau prasyarat dari elemen lainnya. Masing-masing mampu
berdiri sendiri secara mandiri namun memiliki keterhubungan dalam peran antar elemen.

Berpikir dan bekerja artistik (Thinking and Working Artistically)

Kemampuan siswa untuk berpikir dan bekerja artistik ditandai dengan adanya kreativitas dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan. Melalui sikap antusias dan keingintahuan siswa dalam
mengajukan pertanyaan yang bermakna, hingga pengembangan gagasan diharapkan siswa
mampu melihat, mengamati dan merasakan dari berbagai sudut pandang dalam menciptakan
sebuah peluang, menjawab tantangan dan menyelesaikan permasalahan kehidupan
sehari-hari.

Siswa wajib mengetahui berbagai prosedur dasar sederhana dalam berkarya. Sehingga nilai
etika selalu beriringan dengan artistik dan estetika. Meskipun demikian, siswa tetap diberikan
kebebasan dalam mengeksplorasi dan bereksperimen sehingga menemukan cara mereka
sendiri dalam mengembangkan gagasannya.
Kemandirian yang terbentuk perlu diikuti dengan kemampuan siswa untuk bekerjasama,
gotong royong dan berkolaborasi baik antar keilmuan maupun dengan bidang ilmu lainnya
atau antar diri, lingkungan maupun dengan masyarakat.

Mengalami (Experiencing)

Landasan pembelajaran seni rupa mengarahkan siswa untuk mendapatkan pengalaman secara
langsung dengan; mengenali, merasakan, dan memahami objek seni rupa. Selanjutnya, siswa
dapat merespon aneka sumber gaya seni rupa, era dan budaya.
Dalam eksplorasi dan eksperimen, siswa dapat menggunakan berbagai bahan,
alat, teknologi dalam proses menciptakan sebuah karya seni rupa. Selain itu, siswa juga
mengumpulkan dan merekam informasi baik melalui pengalaman visual maupun estetik dari
kehidupan sehari-hari yang nantinya akan diekspresikan melalui karya mereka.

Menciptakan (Making/Creating)

Landasan pembelajaran seni rupa memotivasi siswa dalam menciptakan sebuah karya seni
rupa melalui pemilihan dan penggunaan bahan, alat maupun teknik yang sesuai dengan
konteks, kebutuhan, ketersediaan, kemampuan dan pengalaman siswa itu sendiri.

Merefleksikan (Reflecting)

Landasan pembelajaran seni rupa melatih siswa dapat merefleksikan perkembangan diri
dengan kemampuan efektivitas gagasan, pesan, dan medium dari karyanya. Kemampuan
dalam melihat, mengamati dan membuat hubungan estetika antara karya dengan dirinya,
lingkungan maupun masyarakat menjadi tolok ukur dalam kegiatan refleksi dimana siswa dapat
menyampaikan pesan atau gagasannya dalam sebuah karya. Siswa mampu menjelaskan,
memberi komentar dan umpan balik secara kritis atas karya pribadi maupun karya orang lain
dengan mempresentasikannya secara runut, terperinci dan menggunakan kosa kata yang
tepat.

Berdampak (Impacting)

Setiap proses dalam pembelajaran seni rupa memberikan dampak pada diri, lingkungan dan
masyarakat. Siswa diharapkan dapat memilih, menganalisis dan menghasilkan karya seni rupa
yang memiliki dampak luas, tidak hanya pada dirinya, tetapi pada lingkungan dan masyarakat

5. Capaian Pembelajaran Setiap Fase

Capaian Pembelajaran setiap fase merujuk pada periodisasi perkembangan seni rupa menurut
Viktor Lowenfeld dan Lambert Brittain (1982) :

a. Fase A (Umumnya Kelas 1-2)

Capaian Pembelajaran Seni Rupa Fase A (Kelas 1-2 Sekolah Dasar) diharapkan siswa
mampu mengamati, mengenal, merekam dan menuangkan kembali secara visual. Fase
A terdiri dari masa Pra-Bagan (pre schematic period) untuk kelas 1 SD dan masa Bagan
(schematic period) untuk kelas 2 SD.

Pada masa Pra-Bagan diharapkan siswa dapat menggunakan bentuk-bentuk dasar
geometris untuk merespon berbagai obyek dari dunia sekitarnya. Sedangkan pada
masa Bagan, siswa diharapkan telah memiliki konsep bentuk yang lebih jelas.
Di akhir fase A, siswa mampu menggunakan bentuk-bentuk dasar geometris sebagai
ungkapan ekspresi kreatif dalam merespon berbagai objek dari dunia sekitarnya dengan
konsep bentuk yang jelas.

b. Fase B (Umumnya Kelas 3-4)

Capaian Pembelajaran Seni Rupa Fase B (Kelas 3-4 Sekolah Dasar) diharapkan siswa
mampu mengenal unsur rupa dan dapat menggunakan keterampilan atau pengetahuan
dasar tentang bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur dalam menuangkan kembali
secara visual dalam bentuk karya. Fase B terdiri dari masa Bagan (schematic period) untuk
kelas 3 SD dan masa Realisme Awal (early realism/dawning realism) untuk kelas 4 SD.
Pada masa Bagan, siswa memiliki kecenderungan untuk mengulang sebuah bentuk
sehingga konsep bentuk menjadi jelas. Siswa juga mulai memiliki kesadaran ruang
yang ditandai dengan penggunaan garis pijak (base line), walaupun penafsiran terhadap
ruang masih bersifat subyektif seperti gambar ideoplastis (gambar terawang/tembus
pandang). Sedangkan pada masa Realisme Awal, siswa diharapkan mulai memiliki
kesadaran perspektif meskipun masih berdasarkan penglihatan dirinya sendiri.
Siswa sudah dapat mengamati obyek dengan rinci walaupun penguasaan proporsi
(perbandingan ukuran) belum optimal.

Di akhir fase B, siswa mampu menuangkan pengalamannya melalui visual sebagai
ungkapan ekspresi kreatif secara rinci walaupun hasilnya belum menunjukkan proporsi
yang optimal. Diharapkan pada akhir fase ini, siswa juga telah memiliki pengetahuan
dan keterampilan dasar tentang bahan, alat, teknik, teknologi, dan prosedur yang
menunjang proses kreatif siswa.

c. Fase C (Umumnya Kelas 5-6)

Capaian Pembelajaran Seni Rupa Fase C (Kelas 5-6 Sekolah Dasar) diharapkan siswa
mampu bekerja mandiri dan/atau berkelompok dalam mengeksplorasi, menemukan,
memilih, menggabungkan unsur rupa dengan pertimbangan nilai artistik dan estetik
karya yang didukung oleh medium, teknik, dan prosedur berkarya. Fase C masuk pada
masa Realisme Awal (early realism/dawning realism). Siswa diharapkan mulai menyadari
konsep ruang dan garis horizon. Di samping itu, siswa juga mulai menyadari pemahaman
warna, keseimbangan (balance) dan irama/ritme (rhythm) dalam melakukan proses
kreatif.

Di akhir fase C, siswa mampu menuangkan pengalamannya melalui visual sebagai
ekspresi kreatif secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan penggunaan garis
horizon dalam karyanya. Diharapkan pada akhir fase ini, proses kreatif dan kegiatan
apresiasi siswa telah mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat, teknik, teknologi
dan prosedur yang mewakili perasaan dan empati siswa.

d. Fase D (Umumnya Kelas 7-9)

Capaian Pembelajaran Seni Rupa Fase D (Kelas 7-9) diharapkan siswa mampu bekerja
mandiri dan/atau berkelompok dalam menghasilkan sebuah karya,mengapresiasi
berdasarkan perasaan, empati dan penilaian pada karya seni rupa. Fase D masuk ke
dalam masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) yang ditandai kemampuan siswa
dalam berpikir abstrak. Di samping itu, siswa diharapkan mulai memiliki kemampuan
proporsi (rasa perbandingan) dan gesture (gerak tubuh obyek) sebagai respon
kemampuan perkembangan sosial siswa yang semakin berkembang.
Di akhir fase D, siswa mampu menuangkan pengalamannya melalui visual sebagai
ekspresi kreatif secara rinci, ditandai penguasaan ruang, proporsi dan gesture dalam
bekerja mandiri dan/atau berkelompok. Diharapkan pada akhir fase ini, proses kreatif
dan kegiatan apresiasi siswa telah mencerminkan penguasaan terhadap bahan, alat,
teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili perasaan dan empati siswa.Selain itu,
siswa juga dapat menyampaikan pesan lisan atau tertulis tentang karya seni rupa
berdasarkan pada pengamatannya terhadap karya seni rupa tersebut.

e. Fase E (Umumnya Kelas 10)

Capaian Pembelajaran Seni Rupa Fase E (Kelas 10) diharapkan siswa mampu bekerja
mandiri dan/atau berkelompok dalam menghasilkan sebuah karya, mengapresiasi
berdasarkan perasaan, empati dan penilaian pada karya seni rupa serta siswa dapat
menyampaikan pesan lisan atau tertulis tentang karya seni rupa. Fase E masuk ke
dalam Masa Penentuan (Period of Decision) yang ditandai timbulnya kesadaran akan
kemampuan diri dalam proses kreatif. Siswa menunjukkan perbedaan minat antar
individu. Kecenderungan kelompok siswa yang berbakat dan memiliki minat pada
bidang kreatif, akan melanjutkan kegiatannya dengan rasa senang.

Seni Rupa merupakan wahana untuk melatih berpikir kreatif terlepas dari kemampuan
dan minat siswa. Di akhir fase E, siswa diharapkan memiliki nalar kritis, menghasilkan atau
mengembangkan gagasan dalam proses kreatif dalam merespon lingkungannya secara
mandiri dan/atau berkelompok. Dalam proses kreatif tersebut, siswa telah memahami
ruang, proporsi, gesture dan menentukan bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur
yang sesuai dengan tujuan karyanya. Selain itu, siswa juga dapat menyampaikan pesan
dan gagasan secara lisan dan/atau tertulis tentang karya seni rupa berdasarkan pada
pengamatan dan pengalamannya dengan efektif, runut, terperinci dan menggunakan
kosa kata seni rupa yang tepat.

f. Fase F (Umumnya Kelas 11-12)

Capaian Pembelajaran Seni Rupa Fase F (Kelas 11-12) diharapkan siswa mampu melihat
keterhubungan dan berkolaborasi dengan bidang keilmuan lain atau masyarakat.
Fase F, masuk ke dalam Masa Penentuan (Period of Decision) di mana kepercayaan
diri telah tumbuh. Fase ini ditandai dengan kemampuan siswa dalam menganalisa
dan mengevaluasi sebuah pesan, gagasan, medium dan penggunaan unsur-unsur
rupa secara efektif. Kesadaran siswa terhadap keterlibatan seni dalam segala aspek
kehidupan diharapkan mulai tumbuh pada fase ini.

Di akhir fase F, siswa diharapkan memiliki nalar kritis, menghasilkan atau
mengembangkan gagasan dalam proses kreatif dalam merespon keterkaitan diri dan
lingkungannya secara mandiri dan/atau berkelompok. Dalam proses kreatif tersebut,
siswa sudah dapat menentukan bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang sesuai
dengan tujuan karyanya. Siswa juga diharapkan sudah dapat bekerja secara produktif,
inventif atau inovatif baik secara mandiri maupun berkelompok. Selain itu, siswa juga
dapat menyampaikan pesan dan gagasan secara lisan dan/atau tertulis tentang karya
seni rupa berdasarkan pada pengamatan dan pengalamannya dengan efektif, runut,
terperinci dan menggunakan kosa kata seni rupa yang tepat.

Cek berita dan artikel lain seputar kurikulum merdeka klik di sini

Berita Terkini