Jabatan Gubernur Berakhir

5 Tahun Kepemimpinan Midji-Norsan, Pemerhati Nilai Sektor Pendidikan Kalbar di Jalan yang Benar

Penulis: Muhammad Firdaus
Editor: Try Juliansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemerhati Pendidikan Kalbar sekaligus Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), IAIN Pontianak, Dr Syamsul Kurniawan SThI MSI.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Jabatan Sutarmidji dan Ria Norsan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Barat periode 2018-2023 resmi berakhir per hari ini, Selasa 5 September 2023.

Pemerhati Pendidikan Kalbar sekaligus Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), IAIN Pontianak, Dr Syamsul Kurniawan SThI MSI mengatakan jika mengamati sepak terjang Midji-Norsan dalam lima tahun masa kepemimpinannya telah cukup banyak yang dilakukan untuk membangun Kalbar, salah satu di antaranya adalah sektor pendidikan.

Syamsul menilai upaya pembenahan yang dilakukan oleh Midji-Norsan untuk sektor yang sangat strategis sudah di jalan yang benar.

"Secara kuantitatif, jumlah unit sekolah bertambah, perbaikan fasilitas sekolah, dan bantuan-bantuan beasiswa bagi pelajar tidak mampu. Demikian pula, mulai bermunculan sekolah-sekolah ramah anak di provinsi ini," ujarnya kepada Tribun Pontianak, Selasa 5 September 2023.

"Harus kita akui itu dengan jujur," tegasnya.

Baca juga: Masa Jabatan Wagub Selesai, Ria Norsan Akan Fokus Kegiatan Organisasi dan Sosial

Meskipun demikian, lanjutnya, ikhtiar ini perlu dan harus ditingkatkan lagi.

"Sekolah-sekolah layak, ramah anak dan bermutu perlu merata, tidak hanya di kota-kota, tetapi juga di pelosok, terutama di daerah 3T," tuturnya.

Tidak hanya itu, masalah akses pendidikan tinggi yang berkualitas juga perlu diikhtiarkan ke depannya.

"Sebab apa, saat ini, citra perguruan tinggi negeri yang berkualitas di Kalbar umumnya dikaitkan dengan kampus-kampus negeri di Pontianak sebagai Ibukota Provinsi," jelasnya.

Jumlah perguruan tinggi negeri di luar Kota Pontianak jelas masih minim.

Sedangkan jumlah tamatan SMA/SMK/MA atau Pesantren cukup banyak yang bermukim di pelosok-pelosok provinsi ini, termasuk daerah 3T yang jauh dari ibukota, jelas menjadi kendala.

Tidak hanya kendala transportasi, tetapi biaya yang harus mereka keluarkan untuk mengenyam pendidikan tinggi yang maju dan berkualitas menjadi besar ketika mereka harus menempuh pendidikan tinggi yang jauh dari kampung halamannya.

"Konsekuensinya jelas, mereka berpikir ulang untuk melanjutkan kuliah, dan memilih bekerja, dan lebih banyak serabutan. Dampaknya juga ke SDM kita," katanya.

"Sebab itu, kuantitas dan kualitas perguruan tinggi di daerah-daerah di luar Kota Pontianak di Provinsi ini mestinya bisa diperhatikan ke depannya," pungkasnya. (*)

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkini