Kepala Dinas Kesehatan Sambas Ungkap Paparan Asap Rokok Picu Stunting

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Paparan asap rokok dapat memicu stunting

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr Ganjar Eko Prabowo mengungkapkan paparan asap rokok dapat memicu stunting. Dia mengatakan bahwa kejadian anak terkena stunting 5,5 persen lebih tinggi dari orang tua yang merokok.

"Kejadian anak pendek atau stunting 5,5 persen lebih tinggi pada anak dengan orang tua yang merokok," kata dr Ganjar Eko Prabowo, Rabu 7 Juni 2023.

Ganjar Eko Prabowo mengimbau masyarakat Sambas untuk berperan dan berkontribusi dalam menekan angka stunting dengan mulai berhenti merokok.

"Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat Kabupaten Sambas terutama bapak-ibu yang mempunyai anak-anak, bayi dan balita untuk berkontribusi dan berperan dalam menurunkan angka stunting dengan mulai berhenti merokok," jelasnya.

Pemkab Mempawah Lakukan Rakor Monev Stunting, Benahi Strategi Pelaksanaan 8 Aksi Konvergensi

Imbauan itu juga selaras dengan peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia atau World No Tobacco Day diperingati setiap 31 Mei setiap tahunnya.

Kata dia, Hari Tanpa Tembakau Sedunia dijadikan sebagai pengingat mengenai bahaya penggunaan tembakau

"Di samping itu, Hari Tanpa Tembakau juga menegaskan hak seluruh warga dunia atas kesehatan yang layak sekaligus sebagai upaya melindungi generasi masa depan," katanya.

Tembakau dan berbagai jenis rokok lainnya sangat berbahaya bagi tubuh, tidak hanya merugikan diri sendiri melainkan juga orang terdekat seperti keluarga, teman dan orang sekitar.

Dia mengungkapkan saat ini di Indonesia terdapat 70,2 Juta orang dewasa yang merokok, diantaranya sebanyak 65,5 persen adalah kaum pria.

"Kandungan kimia pada rokok dapat menimbulkan kanker, tidak hanya perokok aktif tetapi juga dapat merugikan perokok pasif terutama anak-anak bahkan bayi dan balita," jelasnya.

Tembakau juga merupakan salah satu faktor resiko penyebab kesakitan, kematian dan disabilitas.

Perokok tertinggi yaitu golongan ekonomi kebawah yakni sebesar 27,3 persen dan ekonomi ke atas 19,5 persen.

Keberadaan 10 persen perokok di lingkungan anak sudah cukup mendorong anak untuk merokok.

"Kejadian anak pendek atau stunting 5,5 persen lebih tinggi pada anak dengan orang tua yang merokok," katanya.

"Oleh karena itu, saya mengajak masyarakat Kabupaten Sambas terutama bapak-ibu yang mempunyai anak-anak, bayi dan balita untuk berkontribusi dan berperan dalam menurunkan angka stunting dengan mulai berhenti merokok," ungkapnya. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini

Berita Terkini