TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sambas dr Ganjar Eko Prabowo mengungkapkan sejumlah penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD).
Ganjar Eko mengatakan terdapat dua nyamuk yang bisa menularkan virus ini, Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
"Dua jenis nyamuk yang paling sering menyebarkan virus dengue ini umum ditemukan baik di dalam maupun di sekitar pemukiman. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi virus dengue, virus tersebut masuk ke dalam nyamuk," kata dr Ganjar Eko Prabowo kepada wartawan, Rabu 24 Mei 2023.
Dia menambahkan, ketika nyamuk yang terinfeksi menggigit orang lain, virus memasuki aliran darah orang itu dan menyebabkan infeksi.
Dijelaskan dia, bahwa gejala demam berdarah jamak terjadi tanpa gejala infeksi demam berdarah dengue, lalu ketika gejala terjadi banyak yang mengira flu.
"Banyak orang tidak mengalami tanda atau gejala infeksi demam berdarah dengue. Ketika gejala benar-benar terjadi, mereka disalah artikan sebagai penyakit lain, seperti flu. Biasanya gejala akan muncul mulai empat hingga 10 hari setelah digigit nyamuk," tuturnya.
• Gubernur Kalbar Ungkap Adanya Peningkatan Sebaran Gejala DBD, Midji Imbau Warga Waspada
Dia melanjutkan, gejala itu diantaranya demam tinggi hingga 40 derajat celcius, sakit kepala, nyeri otot, tulang atau sendi, mual, muntah, sakit di belakang mata, kelenjar bengkak dan muncul ruam.
"Tanda-tanda peringatan demam berdarah yang parah dan merupakan keadaan darurat dapat berkembang dengan cepat. Tanda-tanda peringatan biasanya dimulai satu atau dua hari pertama setelah demam hilang, termasuk, sakit perut parah, muntah terus-menerus," katanya.
"Perdarahan dari gusi atau hidung, darah dalam urin, tinja, atau muntahan. Pendarahan di bawah kulit, yang terlihat seperti memar. Pernapasan yang sulit atau cepat, kelelahan, iritabilitas atau kegelisahan," jelasnya.
• Tiga Bulan Terakhir ditemukan 207 Kasus DBD di Kalbar, dan Tiga Diantaranya Meninggal Dunia
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini