TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tahun 2023 akan digelar secara online.
"Jadi untuk tahun ini O2SN dan FLS2SN 2023 tetap kita laksanakan, tapi nanti polanya kita menggunakan online maksudnya online ini adalah mereka kirim video," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalimantan Barat (Kalbar), Rita Hastarita pada Selasa 23 Mei 2023.
Rita mengatakan untuk O2SN adapun cabang yang dikompetisikan adalah cabang karate dan silat.
"Nah, nanti itu perwakilan-pewakilan sekolah itu mereka mengirim video ke kami, nanti kami menilai kami yang menseleksi mana yang layak untuk mewakili Kalbar," ujarnya.
• Timnas Indonesia vs Palestina FIFA Matchday, Berikut ini Deretan Pemain Anyar Asuhan Makram Daboub
Untuk O2SN dengan dua cabang yaitu karate dan silat, Rita mengatakan pihaknya terus mendorong sekolah-sekolah untuk menumbuhkan bibit-bibit baru.
"Kalau FLS2SN juga sama itu ada 14 kategori, cuma tahun ini kita ambil 9 kategori saja. Pertama itu adalah baca puisi kemudian gitar solo, ada film pendek, ada bikin desain, poster, fotografi, menulis cerpen dan tari kreasi," ujarnya.
Adapun 9 kategori pada FLS2SN 2023, sekolah kata Rita sudah harus bersiap-siap untuk mengikuti kompetisi ini.
"Nah, ini jadwal masih kita susun. Biasanya kegiatan ini di bulan Juni dengan Juli sehingga memang sudah harus mempersiapkan sekolah-sekolah untuk ajang kompetisi ini. Kita berharap di kompetisi tahun ini sama seperti tahun sebelumnya kita juga masuk dalam 10 besar tingkat nasional," ujarnya.
Sementara untuk persyaratan kata Rita akan diumumkan segera. Intinya dalam kompetisi ini Disdikbud Kalbar menyesuaikan dengan juknis sebelumnya.
"Jadi persyaratan akan menyesuaikan dengan juknis terbaru dari kementerian. Jadi kami masih menunggu juknis dari kementerian," ujarnya.
Pelaksanaan O2SN dan FLS2N 2023 yang digelar secara online kata Rita secara tidak langsung menekan biaya yang dikeluarkan pihak satuan pendidikan maupun perwakilan sekolah.
Pemanfaatan teknologi informasi merupakan upaya untuk mengurangi biaya yang harus dikeluarkan jika kompetisi dilakukan offline.
"Pastinya ada biaya penginapan segala macam sehingga kita kurangi biaya mereka. Cukup kirim video tapi nanti yang terseleksi tiga besar itu tetap kita hadirkan di sini untuk kami cek kembali bagaimana secara manualnya penampilan mereka ataupun kreativitas dari anak-anak ini," ujarnya. (*)
Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini