Khazanah Islam

Apa Kandungan Doa Iftitah dalam Shalat? Simak Iftitah yang Diriawatkan dari Ali Bin Abi Thalib

Editor: Hamdan Darsani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cek Kandungan dari Doa iftitah yang dibaca pada awal shalat, sebelum membaca Al-Fatihah

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bacaan Doa Iftitah merupakan satu di antara bagian Shalat

Hukum membaca doa iftitah dalam shalat adalah sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat ditekankan, yang artinya merupakan amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan.

Doa iftitah dibaca pada awal shalat, sebelum membaca Al-Fatihah.

Doa ini mengandung ungkapan syukur kepada Allah SWT dan memohon pertolongan-Nya dalam melaksanakan Shalat dengan khusyu dan tawadhu'.

Doa iftitah tidak diwajibkan dalam shalat, namun sangat dianjurkan untuk dibaca sebagai bagian dari keutamaan shalat itu sendiri.

Masuk Hari ke 15 Syawal 1444 Hijriah, Cek Bacaan Niat dan Doa Berbuka Puasa Qadha Ramadhan

Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa iftitah setiap kali melaksanakan shalat, baik itu shalat fardhu atau sunnah.

Dalam beberapa mazhab, seperti Mazhab Syafi'i dan Mazhab Hanbali, doa iftitah dianggap sebagai sunnah muakkadah yang wajib dibaca.

Namun, pandangan ini tidak umum dianut oleh mayoritas mazhab dan tidak dianggap sebagai kewajiban dalam shalat.

Secara keseluruhan, membaca doa iftitah dalam shalat adalah sunnah yang sangat dianjurkan, namun tidak diwajibkan.

Namun, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa iftitah sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT dan memohon pertolongan-Nya dalam melaksanakan shalat dengan khusyu dan tawadhu'.

Ada beberapa variasi doa iftitah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya, berdasarkan riwayat-riwayat yang shahih.

Berikut ini satu di antaranya bacaan doa iftitah yang diriwayatkan dari Ali Bin Abi Thalib : 

وَجَّهْتُ وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِيْ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ اُمِرْتُ وَاَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ. اَللّهُمَّ اَنْتَ الْمَلِكُُ لاَ اِلَهَ إِلاَّّ اَنْتَ رَبِّىْ وَاَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ذُنُوْبِيْ جَمِيْعًا لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ وَاهْدِنِىْ لِاَحْسَنِِِ الْاَخْلَاقِ لاَ يَهْدِيْ لِاَحْسَنِهَا إِلاََّ اَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّيْ سَيِّئَهَا لاَ يَصْرِفُ عَنِّيْ سَيِّئَهَا اِلاَّ اَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيُْر كُلُّهُ بِيَدَيْكَ وََالشَّرُّ لَيْسَ اِلَيْكَ اَنَا بِكَ وَاِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ

“Wajjahtu wajhiya lilladzi fatoros samawati wal ardh, hanifan wama ana minal musyrikin, inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin, la syarikalahu wabidzalika umirtu wa ana minal muslimin.

Allahumma antal malik, la ilaha illa anta robbi wa ana ‘abduka, zholamtu nafzi wa’taroftu bidzanbi, faghfirli dzunubi jami’a, la yaghfiruz dzunuba illa anta, wahdini liahsanil akhlaq la yahdi li ahsaniha illa anta, washrif ‘anni sayyi’aha la yashrifu ‘anni sayyi’aha illa anta, labbaika wa sa’daika, wal khoiru kulluhu biyadaika, was syarru laisa ilaika, ana bika wa ilaika, tabarokta wa ta’alaita, astaghfiruka wa atubu ilaika”.

Contoh Khutbah Idul Adha 1444 H Tahun 2023, Bertema Tawakal, Ibadah Haji dan Kurban

Artinya:

"Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari orang musyrik.

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam.

Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku diperintahkan.

Dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim

Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau.

Engkaulah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu.

Aku telah menzalimi diriku, dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.

Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat menunjukkan kepada akhlak yang terbaik kecuali Engkau.

Dan palingkan/jauhkanlah aku darkejelekan akhlak dan tidak ada yang dapat menjauhkanku dari kejelekan akhlak kecuali Engkau.

Labbaika (aku terus-menerus menegakkan ketaatan kepada-Mu) dan sa’daik (terus bersiap menerima perintah-Mu dan terus mengikuti agama-Mu yang Engkau ridhai).

Kebaikan itu seluruhnya berada pada kedua tangan-Mu, dan kejelekan itu tidak disandarkan kepada-Mu. Aku berlindung, bersandar kepada-Mu dan Aku memohon taufik pada-Mu. Mahasuci Engkau lagi

Mahatinggi. Aku memohon ampun kepada-Mu bertaubat kepada Mu". (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Berita Terkini