TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Bila cermat memperhatikan, saat musim mudik Lebaran atau libur panjang banyak pemilik mobil yang membuka kap mesin di rest area.
Kebiasaan itu dilakukan karena dianggap bisa mempercepat proses pendinginan mesin yang digunakan untuk perjalanan jarak jauh.
Benarkah cara tersebut bisa mempercepat proses pendinginan mesin?
Kepala Bengkel Nasmoco Janti Yogyakarta Bambang Sri Haryanto mengatakan, semuanya tergantung pemilik mobil.
Jika mobil baik-baik saja, dan tidak ada masalah seperti overheat, tidak perlu membuka kap mesin.
Berhenti 3 jam sekali tidak masalah. Membuka kap biasanya dilakukan untuk mendinginkan mesin, dan mengecek kondisi mesin.
• Berikut Ini 5 Tips Yang Mesti diperhatikan Jika Mudik Pakai Mobil Pribadi dan Metode POWER
“Itu kan tergantung pemiliknya, bengkel tidak ada anjuran seperti itu. Kalau enggak ada overheat, mobil tidak ada pengecekan khusus di perjalanan," ucap Bambang pada Minggu 16 April 2023.
Ketika berhenti di rest area, tidak perlu ada perlakuan khusus untuk mobil. Setelah perjalanan, mesin dimatikan agar dingin sendiri.
Penumpang mobil dapat melakukan aktivitas lain, seperti makan, sholat dan pergi ke toilet sambil meregangkan otot-otot tubuh agar kembali rileks.
Kesalahan pemudik biasanya, tidak mematikan mesin lantaran ada penumpang yang tengah tidur di dalam mobil.
Padahal, dampaknya buruk terhadap kesehatan penumpang dan mesin mobil.
"Bukan cepat dingin malah buang-buang BBM, kalau berhenti lama mesin masih hidup. Istirahat di rest area, penumpang semuanya harusnya turun, biar mesin dingin sendiri. Setengah jam lah, itu sudah cukup," kata Bambang.
AC Dimatikan
Saat di rest area, banyak terlihat pemudik yang berhenti sambil menyalakan AC mobil.
Kebiasaan itu dilakukan agar penumpang yang ada di dalam mobil nyaman ketika istirahat.
• Ketika Akan Mudik Perlukah Mobil di Spooring dan Balancing? Ini Penjelasannya
Namun, ada dampak negatif bagi tubuh dan komponen mobil yang tidak diperhatikan pemudik.
Bambang menyampaikan, jika berhenti dalam waktu yang cukup lama, sebaiknya AC mobil dimatikan.
"Pertama, boros bahan bakar. Mending tunggu di luar mobil, sambil jalan-jalan di rest area. Jika mobil hidup, itu ada produksi karbon, lama-lama menumpuk bikin mesin ngelitik. Gas buang yang dihasilkan, bahaya buat kesehatan penumpang. Bisa sesak nafas, apalagi anak-anak yang tidur," ucapnya.
Bambang menjelaskan, bahan bakar yang terbuang saat mesin menyala dalam kondisi berhenti jumlahnya sangat banyak.
Bahkan, dikatakan habisnya lebih boros ketimbang mobil yang digunakan perjalanan biasa.
Begitu pula produksi gas karbon dioksida yang dihasilkan, dan parahnya, penumpang mobil biasanya tidak sadar ada racun yang bisa menyebabkan sesak nafas atau tubuh lemas.
"Kalau berhenti 10-20 menit ada berapa bahan bakar yang terbuang. Percuma, mending buat melanjutkan perjalanan, apalagi jarak rest area seperti di tol Trans Jawa lumayan jauh," kata Bambang.
Untuk itu, dirinya menyarankan, sebaiknya pemudik mematikan mesin saat berhenti di rest area. Alangkah baiknya, beristirahat di luar mobil atau tetap di dalam, tetapi dengan membuka kaca. (*)